Paper.id, startup yang bergerak di bidang invoicing B2B di Indonesia, mencatat sejak awal tahun telah memproses invoice senilai 640 juta dolar. Latar belakang inilah yang kemudian mendorong Paper.id untuk meluncurkan produk barunya Buy Now, Pay Later (BNPL).
Produk anyar Paper.id tersebut ditujukan untuk usaha kecil dan menengah (UMKM) yang membutuhkan, terlebih dengan dampak pandemi COVID-19 yang masih melanda.
Sementara bagi pelaku usaha yang belum membutuhkan, mereka bisa merasakan manfaat dari produk BNPL melalui fitur baru bernama Get Paid Faster. Fitur-fitur ini diharapkan dapat menjadi solusi pendanaan terbaik bagi 200 ribu UMKM di Indonesia.
Lewat peluncuran produk-produk tersebut, Paper.id bertujuan untuk membantu mengatasi masalah utama UMKM selama pandemi COVID-19. Banyak UMKM harus membatasi kegiatan bisnis mereka dan kesulitan dalam memenuhi permintaan konsumen tanpa sumber pendanaan bisnis di masa pandemi ini.
Menurut riset Atradius, proses pembayaran ke supplier menjadi melambat sebesar 32 persen, menjadi 75 hari lamanya, jika dibandingkan sebelum pandemi. Hal ini membuat arus kas bisnis menjadi terganggu dan menyebabkan satu hingga dua bisnis ritel harus gulung tikar setiap harinya di Indonesia.
Untuk mengatasi hal tersebut, Paper.id menggandeng investor strategis, Buana Sejahtera Group sebuah grup perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, logistik, dan perhotelan guna memperluas kapabilitas Paper.id dalam pendanaan bisnis dan penetrasi ke dalam supply chain konvensional.
CTO dan Co-Founder Paper.id, Yosia Sugialam mengungkapkan bahwa menurut data internal Paper.id, kebanyakan UMKM dalam B2B hanya memiliki sedikit opsi untuk membayar supplier mereka, yakni dengan metode cash atau transfer bank saja.
“Kami memberikan lebih banyak opsi lewat produk BNPL dan pembayaran digital, seperti kartu kredit, terlepas apakah supplier mereka menyediakan metode pembayaran tersebut. Kabar baiknya, fitur-fitur tersebut akan dihadirkan bagi semua pengguna Paper.id,” tutur Yosia.
Proses penggunaan produk ini dapat dimulai dari sisi supplier atau buyer. Dari sisi supplier, prosesnya dimulai dengan membuat invoice untuk buyer melalui platform invoicing Paper.id. Setelah itu, buyer akan menerima dan mengecek apakah invoice telah sesuai dan mengandung data-data yang benar seperti info produk, jumlah, dan harga. Invoice yang telah divalidasi oleh supplier dan buyer dapat dicairkan lebih cepat dari jatuh tempo yang telah disepakati dengan biaya yang terjangkau.
Demikian pula dari sisi buyer, mereka dapat memasukkan invoice pembelian atau permintaan pembayaran untuk membayar supplier mereka dengan berbagai opsi pembayaran digital, termasuk kartu kredit, terlepas apakah supplier memberikan opsi tersebut atau tidak.
Jika buyer membutuhkan perpanjangan tempo pembayaran, mereka dapat memilih metode pembayaran BNPL yang disediakan oleh Paper.id yang dapat dilunasi di kemudian hari. Alih-alih membayar langsung atau satu minggu setelahnya, buyer bisa mendapatkan perpanjangan tempo hingga 30 hari.
CEO dan Co-Founder Paper.id, Jeremy Limman mengatakan bahwa kondisi pandemi saat ini memberikan kesempatan yang unik bagi pihaknya untuk turut serta membantu menstabilkan keadaan UMKM dalam berbisnis, sekaligus memberikan opsi lebih banyak untuk mengatasi masalah arus kas, baik secara finansial maupun operasional.