Find Us On Social Media :

Medix Global: 9 dari 10 Orang Indonesia Yakin Manfaat Layanan Kesehatan Digital

By Liana Threestayanti, Kamis, 7 Oktober 2021 | 21:10 WIB

Ilustrasi Telemedicine covid

Layanan kesehatan digital dan penggunaan aplikasi kesehatan untuk konsultasi dan mendapatkan pengobatan medis menemukan momentumnya di Indonesia di saat masyarakat merasa ketakutan akan masalah kesehatan dan pembatasan sosial akibat pandemi COVID-19.

Menurut penelitian Medix Global yang dilakukan oleh Kantar, 9 dari 10 orang Indonesia, atau 92 persen populasi Indonesia dari berbagai golongan, mengatakan pandemi meyakinkan mereka tentang manfaat layanan kesehatan digital, dan mereka akan menggunakan aplikasi digital ketika ingin berkonsultasi dan mendapatkan pengobatan medis. 

Sebelum pandemi, masyarakat yang sudah menggunakan aplikasi kesehatan digital baru mencapai angka 64 persen. Karena ketakutan terhadap COVID-19 dan adanya pembatasan sosial, 90 persen masyarakat menyatakan akan mencari saran medis melalui telekonsultasi.

“Karena pandemi, masyarakat Indonesia memiliki kesadaran lebih tinggi tentang layanan kesehatan. Pandemi telah menggarisbawahi kebutuhan individu untuk bertanggungjawab atas kesehatan mereka dan keluarga mereka, dan untuk memastikan mereka mendapatkan layanan kesehatan terbaik. Dengan besarnya populasi, Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia,” jelas Sigal Atzmon, CEO dan Founder Medix Global.

Penelitian ini mengungkapkan pendapat responden bahwa aplikasi layanan kesehatan digital harus memiliki fitur-fitur berikut (sesuai urutan kepentingan): 1) memiliki kemampuan untuk berkomunikasi melalui pesan tertulis dengan dokter atau suster; 2) menjadi alat untuk mengelola kondisi kronis secara optimal; 3) dapat membaca hasil tes darah secara digital dan memberikan panduan medis.

Berdasarkan survei Medix Global ini, ada tiga penyakit paling ditakuti masyarakat Indonesia, yaitu penyakit kardiovaskular (68%), penyakit pernapasan (67%), dan kanker (53%).

Mengenai kepercayaan terhadap sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, 61 persen responden puas dengan sistem kesehatan publik dan 78 persen menyatakan puas dengan sistem kesehatan swasta. 

Namun, responden merasa masih perlu ada peningkatan di tiga bidang, yaitu kualitas sistem kesehatan, transparansi sistem kesehatan, dan kemudahan akses layanan kesehatan. Lalu, 88 persen merasa tertarik terhadap layanan Manajemen & Dukungan Medis Personal. Dan sebanyak 87 persen menyatakan bersedia untuk memperbarui polis kesehatannya untuk memastikan polis tersebut sudah mencakup solusi perawatan dengan teknologi terkini termasuk pengobatan kanker dan layanan kesehatan digital.

“Hasil survei tersebut membuktikan pendekatan multi-disiplin Medix dengan menyediakan layanan yang lebih baik sesuai pilihan masyarakat Indonesia,” Sigal menambahkan. “Ini termasuk akses ke jaringan spesialis kami, petunjuk dan saran atas opsi pengobatan, layanan pelanggan khusus yang tersedia 24 jam sehari 7 hari seminggu, jaringan profesional untuk menawarkan dukungan emosional dalam perjalanan medis dan menugaskan dokter dan perawat untuk memberikan perawatan secara lokal. Dengan kuatnya infrastruktur layanan kesehatan di Indonesia, Medix dapat berperan penting untuk membantu masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan yang spesifik dengan fokus pada perawatan pencegahan, kesejahteraan, dan pemantauan kesehatan yang lebih baik,” papar Sigal. 

Penelitian Medix Global yang melibatkan 500 responden dari Jabodetabek dan 6 kota besar di Indonesia ini juga menemukan, 87 persen masyarakat Indonesia yakin atas informasi yang diberikan untuk membantu memahami kondisi kesehatan mereka dan 84 persen yakin telah mendapat diagnosa yang tepat. 

Namun, meski kepercayaan terhadap dokter spesialis cukup tinggi, di antara masyarakat yang tidak didiagnosa dengan penyakit serius, 88 persen tetap akan mencari opini kedua untuk diagnosa penyakit serius dari dokter ternama dengan spesialisasi yang sama. Sedangkan dari 15 persen responden yang didiagnosa dengan penyakit serius, 91 persen di antaranya akan mencari informasi tambahan untuk memastikan diagnosa yang diberikan sudah benar atau pengobatan yang direkomendasikan sudah yang terbaik.