Untuk mendukung keamanan aplikasi berbasis internet di Indonesia, anak perusahaan CTI Group dan penyedia solusi TI, PT Helios Informatika Nusantara (Helios) menjalin kemitraan dengan Cloudflare, Inc., penyedia layanan TI di bidang keamanan, performa, dan keandalan infrastruktur TI untuk meningkatkan penggunaan internet di perusahaan.
Di era digital saat ini, internet dibutuhkan dalam berbagai aktivitas, tak terkecuali di lingkungan bisnis. Perusahaan berinovasi dan mengembangkan infrastruktur TI berbasis internet, seperti website, web application, Application Programming Interface (API) dan lain-lain, sebagai instrumen penting untuk menjalankan operasional bisnis, seperti berkomunikasi dengan pelanggan, berkolaborasi dengan karyawan, menjaga keamanan penyimpanan data, serta menyediakan informasi dengan efisien kepada manajemen.
Namun terkoneksi ke internet berarti ada risiko ancaman keamanan siber. Mengutip laporan dari Cloudflare DDoS Attack Trend di kuartal kedua 2021, serangan distributed denial of service (DDoS) aktif meningkat 41,8 persen pada pertengahan tahun 2021 dibandingkan dengan pertengahan tahun 2020. Selain itu, serangan HTTP DDoS yang membidik situs web administrasi pemerintah atau sektor publik turut meningkat sebesar 491 persen. Fakta ini menjadikan keduanya sebagai sektor yang paling diincar kedua setelah layanan konsumen yang aktivitas DDoSnya meningkat sebesar 684 persen.
“Bisnis sekarang menjadi lebih sederhana dan mencapai tujuan yang lebih cepat berkat pemanfaatan aplikasi berbasis internet karena dapat menjangkau banyak pelanggan sekaligus. Namun, penggunaan internet saat ini menekankan pada tiga macam aspek, yaitu security, performance, dan reliability," ujar Deddy Sudja, Presiden Direktur Helios.
Deddy menjelaskan, aspek security dibutuhkan untuk menjamin keamanan data perusahaan dan memitigasi serangan seperti DDoS. Sementara aspek performance dibutuhkan untuk mempercepat aplikasi berbasis internet dan mengoptimalkan content delivery, dan aspek reliability bertugas memastikan ketersediaan aplikasi serta meningkatkan efisiensi waktu DNS.
Bagaimana solusi Cloudflare dapat melindungi pelanggan Helios? Cloudflare memiliki solusi untuk mitigasi serangan DDoS, seperti Cloudflare DNS dengan mitigasi DDoS dan Domain Name System Security Extension (DNSSEC) bawaan, serta Web Application Firewall (WAF) untuk melindungi aplikasi web pengguna dari serangan siber.
Pada bulan Juli 2021 lalu, Cloudflare berhasil menghentikan serangan DDoS terbesar yang pernah ada dengan 17,2 juta permintaan per detik yang datang dari 20.000 bot di 125 negara. Cloudflare melaporkan bahwa salah satu traffic-nya datang dari Indonesia.
Selain itu, dukungan Cloudflare juga datang dalam bentuk jaringan cloud global berkapasitas 100 Tbps dengan lebih dari 10.000 interkoneksi, yang menjangkau lebih dari 250 kota di lebih dari 100 negara. Cloudflare mengklaim dapat memblokir rata-rata 87 miliar ancaman dunia maya setiap hari di kuartal kedua tahun 2021.
"Misi Cloudflare adalah membantu membangun Internet yang lebih baik, dan ekonomi kerja dari mana saja (work-from-anywhere) saat ini membutuhkan jaringan dan sistem yang andal, cepat, dan aman. Kami senang dapat bekerja sama dengan Helios, mengingat kekayaan pengalaman mereka di sektor keamanan IT, ekosistem besar mitra bisnis yang sangat terampil, dan rekam jejak keberhasilan dalam mendukung sejumlah besar pelanggan pasar menengah dan perusahaan di Indonesia,” kata Jonathan Dixon, Vice-President and General Manager, Asia Pasifik, Jepang dan China, Cloudflare.
Helios akan mendistribusikan portofolio Cloudflare yang komprehensif kepada mitra bisnis Helios bersama dengan pemberdayaan mitra dan dukungan go-to-market. Selain itu, sebagai value added distributor, Helios juga menyediakan berbagai bentuk layanan bagi para pelanggan, seperti customer support 24/7, implementasi solusi dan pemeliharaan berjangka panjang.