Find Us On Social Media :

Potensi Pasar Game Indonesia Tembus Rp24 Triliun, 97 Persen Game Impor

By Adam Rizal, Kamis, 14 Oktober 2021 | 11:30 WIB

Turnamen PUBG Mobile yang menjadi salah satu rangkaian acara IDBYTE ESPORTS 2019 yang digelar pada 13-14 September 2019 di ICE BSD, Tangerang.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bisnis sektor game di Indonesia cukup besar karena nilai pasar industri tersebut saat ini mencapai puluhan triliun rupiah.

"Industri game ini menurut saya sangat penting. Kemarin sudah kami rapatkan dan game ini rupanya mempunyai pasar hampir Rp 24,4 triliun, (untuk) tahun ini saja," ujar Luhut dalam sebuah acara daring, sebagaimana dikutip Antara.

Sayangnya, meski nilainya cukup besar, Luhut menjelaskan 97 persen dari angka tersebut masih disumbang oleh game impor. Karena itu, Luhut turut memastikan bahwa pemerintah siap untuk mendorong industri game lokal dan nantinya maju secara ekonomi.

Hal itu juga dapat menekan angka produk impor dan meningkatkan produk game dalam negeri, "Kemarin sudah kami rapatkan, bandwidth-nya (impor) akan kami kecilkan, jadi semua buatan dalam negeri," jelas Luhut.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan nilai di industri konten yang melibatkan beberapa sektor pendukung, antara lain industri komik, animasi, film, game, musik, dan mainan.

Hal itu, menurut Taufik, dilakukan demi membangun ekosistem industri konten yang baik dan bisa berkembang. Dengan begitu, industri game juga akan turut berkembang dengan baik pula.

Taufik menambahkan, pihaknya juga akan mendorong para pengembang lokal untuk memaksimalkan celah atau peluang yang ada, mengingat potensi pasar game Indonesia yang cukup besar di masa depan.

"Sebab, di tahun 2020, pasar game Indonesia baru dikuasai oleh industri lokal senilai 0,4 persen. Artinya, masih tinggi untuk peluang berusaha bagi para pengembang game dalam negeri," kata Taufik.

Game Mendidik

Terlepas dari nilai pasar game di Indonesia, Luhut menambahkan bahwa ia juga ingin sebuah game buatan anak bangsa tidak hanya sekadar membuat pemainnya kecanduan, tapi juga mendidik.

Pasalnya, game macam itu, sebut Luhut, bakal bisa membangun persatuan dan kesatuan para pemainnya, serta membangin karakteristik mereka.

"Seperti open mind, open heart, open will. Itu yang kita dorong dengan pesan-pesan kebersamaan, kita bisa hidup berbeda tapi tidak perlu berkelahi," ujar Luhut.

Selain itu, Luhut juga ingin game lokal nantinya harus memiliki konten positif dan memiliki konten budaya Indonesia, misalnya soal Pancasila, kebersamaan hingga kenegaraan.

"Karena dalam UU mengenai game ini juga sudah disebutkan bahwa harus diisi konten mengenai Pancasila, kebersamaan, dan kenegaraan, UUD 45 dan sebagainya. Itu menyatukan kita," imbuh dia.