Find Us On Social Media :

Mark Zuckerberg resah, Instagram kehilangan pengguna remaja

By Wisnu Nugroho, Minggu, 17 Oktober 2021 | 14:10 WIB

Mark Zuckerberg (CEO Facebook), yang akhirnya mengambil sikap atas konten kontroversial di platformnya

Mark Zuckerberg dan manajemen Facebook saat ini sedang resah. Pasalnya Instagram yang diandalkan menjadi mesin pertumbuhan grup Facebook, saat ini kesulitan menarik minat remaja, utamanya rentang usia 13-15 tahun.

Hal ini terungkap dari bocoran dokumen Facebook yang diperoleh New York Times. Dokumen tahun 2018 tersebut menyebut, Instagram kesulitan mendapat pengguna remaja di tengah persaingan sengit dengan media sosial lain.

Padahal pengguna baru di segmen remaja sangat krusial bagi Instagram. Data menunjukkan, pengguna remaja menghabiskan waktu 3-4 jam sehari di Instagram, dua kali lipat dibanding segmen usia lain. Pengguna muda (dan baru) juga penting bagi basis pengguna Instagram di masa depan.

Manajemen Facebook sebenarnya tidak tinggal diam dengan fenomena ini. Sejak 2018, mereka menghabiskan ratusan juta dollar anggaran marketing untuk menyasar segmen ini. Instagram juga sibuk merilis fitur baru, seperti Instagram Live dan Instagram TV.

Namun usaha itu juga kurang membuahkan hasil. Hal ini setidaknya tercermin dari survei Piper Sandler terhadap remaja AS. Hasil survei menunjukkan, Instagram berada di urutan ketiga sosial media favorit di mata responden, kalah dari Snapchat dan TikTok.

Riset internal Facebook pun menunjukkan fenomena yang sama. Bocoran laporan Instagram Marketing Approach 2021 menunjukkan, pengguna usia 13-44 tahun mulai meninggalkan Instagram. Remaja beralih menggunakan Snapchat (khususnya untuk berkomunikasi), sementara usia lainnya beralih ke TikTok dan Youtube.

Kontroversi Instagram for Kids

Fenomena inilah yang membuat manajemen Facebook terpikir membuat Instagram untuk usia di bawah 13 tahun (atau sering disebut Instagram for Kids). Mereka beralasan, pengguna di bawah 13 tahun banyak yang diam-diam mendaftar di Instagram dengan memalsukan umur. Daripada mereka mengakses media sosial yang tidak cocok dengan usianya, lebih baik dibuat Instagram khusus untuk segmen ini.

Namun rencana ini langsung ditentang publik. Hal ini tidak lepas dari laporan Wall Street Journal yang berhasil mendapatkan bocoran riset internal Facebook. Dalam riset tersebut, terkuak bagaimana Instagram mempengaruhi mental pengguna remaja.

Sebanyak 1 dari 3 pengguna remaja merasa lebih buruk dengan kondisi dirinya saat menggunakan Instagram. Konten Instagram yang erat dengan wajah menarik, tubuh sempurna, dan gaya hidup mewah membuat pengguna merasa minder dengan keadaan dirinya.

Jika remaja saja merasa minder setelah melihat konten Instagram, sulit dibayangkan bagaimana dampak Instagram for Kids bagi pengguna anak-anak yang kepribadiannya baru berkembang.

Akibat penolakan tersebut, manajemen Facebook dan Instagram pun menghentikan rencana Instagram for Kids ini. Namun bisa dipastikan, mereka akan terus berusaha membuat remaja kembali menggunakan Instagram.