Find Us On Social Media :

FAB: Ekosistem Bisnis Ideal Bagi Industri Kreatif di Indonesia

By Dayu Akbar, Jumat, 22 Oktober 2021 | 08:30 WIB

Fritz B. Tobing, Chief Executive Officer Fantastis Anak Bangsa (FAB).

Teknologi memungkinkan industri bergerak lebih cepat, lebih gesit, lebih akurat, dan lebih fleksibel serta saling terhubung dalam suatu jaringan tanpa batas.

Prinsip itulah yang dianut Fantastis Anak Bangsa (FAB) saat mengembangkan platform yang akan menjadi ekosistem bagi seluruh pemain di industri kreatif. Individu maupun korporasi semua saling berkolaborasi dalam ekosistem yang inklusif. Berbasis teknologi, platform bisnis kreatif yang dikembangkan FAB memungkinkan terjadinya integrasi beragam bisnis dari sektor ekonomi kreatif berbeda. Tidak hanya dari satu sektor ekonomi kreatif seperti periklanan, tetapi juga sektor lainnya seperti Game, Movie, Music, Fashion, pengembangan aplikasi, dan lain-lain. Sebagai ekosistem, platform bisnis FAB akan menjadi game changer dunia ekonomi kreatif yang selama ini para pelaku usahanya berjalan sendiri-sendiri sehingga perkembangannya belum maksimal. “FAB menyediakan berbagai dukungan, dari hulu hingga hilir. Bukan hanya akan membuat para pengusaha kreatif anak bangsa saling terhubung, mereka juga akan mendapat dukungan dalam hal teknologi, pendanaan, pendampingan, sumber daya manusia, pengetahuan, hingga jaringan bisnis,” jelas Fritz B. Tobing, Chief Executive Officer Fantastis Anak Bangsa (FAB).“Dukungan tersebut diberikan dalam fase perancangan, peluncuran, pelaksanaan, pengembangan, perluasan bahkan perbaikan dan restorasi bisnis sehingga bisnis kreatif di dalam platform ini bisa berkembang lebih cepat dan lebih baik,” lanjutnya.Karena itulah platform ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha kreatif baik yang dimiliki oleh FAB maupun partner usahanya dengan keahlian dan keunikan di berbagai bidang ekonomi kreatif.

Dengan menciptakan sinergi yang berkesinambungan, platform ini akan mendorong terbentuknya ekosistem bisnis yang inklusif guna mempercepat perputaran roda ekonomi di dalamnya, serta ekonomi kreatif yang kontribusinya terus meningkat secara nasional. Sebagai gambaran, data dari laporan OPUS Ekonomi Kreatif 2020 mencatat kontribusi subsektor ekraf pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai Rp1.211 triliun. Data juga mencatat, ada sekitar 8,2 juta usaha kreatif di Indonesia yang didominasi oleh usaha kuliner, fesyen, dan kriya, sehingga 3 subsektor ini juga memiliki kontribusi terbesar terhadap PDB Ekonomi Kreatif. Selain itu, ada 4 sub sektor dengan pertumbuhan tercepat yaitu TV dan radio; film, animasi, dan video; seni pertunjukan; dan Desain Komunikasi Visual.