Find Us On Social Media :

Para CIO Soroti 9 Hal Ini dalam Implementasi Sistem Pembayaran 2025

By Liana Threestayanti, Jumat, 29 Oktober 2021 | 15:35 WIB

Para CIOdari iCIO Community menyoroti 9 hal dalam implementasi BSPI 2025 dan akan prioritaskan 2 teknologi ini untuk mengakselerasinya.

Komunitas CIO Indonesia, iCIO Community, menyoroti sembilan hal yang perlu diperhatikan dalam rangka mengakselerasi implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. Dan ada setidaknya dua teknologi yang akan diprioritaskan. 

Sembilan poin tersebut terungkap dalam sebuah polling yang dilakukan iCIO Community dan diikuti oleh para Chief Information Officer (CIO) dan pimpinan perusahaan dibidang teknologi informasi dan komunikasi.

Penerapan regulasi BSPI 2025 yang sudah berjalan dalam dua tahun terakhir mendapat sambutan positif para CIO karena mereka yakin bahwa implementasi BSPI 2025 akan mendorong inovasi serta membuka peluang bagi bisnis untuk terus berkembang di masa depan. Namun, mereka melihat ada sejumlah hal yang harus ditingkatkan.

Ada sembilan hal yang terungkap dan menjadi masukan bagi Bank Indonesia sebagai regulator di sektor perbankan. Kesembilan poin tersebut adalah: 

  1. menyederhanakan perizinan; 
  2. mendorong penciptaan lingkungan sandbox atau ruang uji coba; 
  3. mempercepat proses peluncuran;
  4. menjamin para stakeholder yang terlibat selalu comply; 
  5. penerapan  standar industri terkini, bebas biaya, mampu mendorong manfaat yang lebih besar kepada masyarakat; 
  6. meningkatkan komunikasi dengan sektor-sektor lain yang terdampak regulasi;
  7. membuat aturan main sebagai tindak lanjut regulasi secara lebih detail;
  8. membuat daftar operator sistem pembayaran yang lebih transparan; 
  9. peningkatan  proteksi dan keamanan data.

Dari polling tersebut juga terungkap bahwa mayoritas CIO menganggap regulasi BSPI 2025 sudah jelas dan baik. Hal itu memudahkan para CIO dalam mengikuti dan mematuhi regulasi tersebut. Namun ada sebagian kecil responden yang menyatakan hal sebaliknya, bahwa BSPI cukup membingungkan.

“Terlepas dari banyaknya member iCIO Community yang berasal dari perbankan, kebijakan BSPI 2025 ini telah dan akan mendisrupsi industri layanan jasa keuangan dalam berinovasi untuk menghadirkan pengalaman pelanggan baik (untuk pelanggan) consumer maupun (pelanggan) bisnis yang lebih baik, dengan teknologi yang menjadi enabler-nya. Kami berharap melalui acara Executive Leadership Forum yang memilih penerapan BSPI 2025 sebagai topik utama webinar ini dapat memberikan member kami insights sekaligus melihat  berbagai kemungkinan peluang dan tantangan untuk berkolaborasi dengan perbankan  dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggannya," papar Rico Usthavia Franz, Chairman iCIO Community.

Polling tersebut dilakukan dalam acara Webinar iCIO Community Executive Leadership Forum yang mengambil tema “Driving BSPI 2025 Forward: Where We Are at Today?". Acara ini dihadiri pembicara dari Bank Indonesia dan hampir 65 CIO serta pimpinan di bidang TIK perusahaan dan organisasi di Indonesia. 

Dari sisi latar belakang industri, audiens webinar ini berasal dari industri perbankan 10,6%; asuransi 8,5%; financial technology (fintech) 14,9%; ritel 8,5%; layanan kesehatan 4,3%; pemerintahan 12,8%; migas 4,3%; teknologi 25,5%; dan komunitas 10,6%.

Polling ini juga mengungkap prioritas teknologi yang akan digunakan terkait penerapan BSPI 2025. Hampir seluruh CIO menyatakan akan melakukan peningkatan infrastruktur teknologi, khususnya untuk cloud computing, teknologi keamanan informasi untuk meningkatkan keseluruhan cyber resilience perusahaan, dan melakukan wait & see terhadap benchmark industri terkait aplikasi dan infrastruktur. 

Selain itu, setelah dua tahun implementasi BSPI 2025, para CIO juga memiliki keprihatinan yang diharapkan bisa segera diatasi regulator, yakni peningkatan sosialisasi terkait regulasi dan berbagai guideline-nya, standar keamanan API dan kecepatan terkait aturan dan guideline sebagai tindak lanjut dari BSPI 2025.