Siapa tak kenal Candi Prambanan? Candi Hindu terbesar di Indonesia ini termasyur di seluruh dunia dan bahkan menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, di mana candi tersebut berdiri, ternyata menyimpan sederet warisan candi lainnya. Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Merak, hanya merupakan beberapa di antaranya.
Wisata budaya selama ini memang menjadi prioritas kabupaten yang “berbagi” kawasan candi dengan Kabupaten Sleman ini. Tak hanya candi, makam tokoh-tokoh sejarah seperti Ki Ageng Gribig, Ki Ageng Pandanaran, dan Ki Ageng Ronggowarsito, juga menjadi tujuan wisata budaya yang jadi unggulan di kabupaten ini.
Namun, ibarat sebuah pertunjukan, dibutuhkan pula pemeran pembantu yang dapat mendukung sang primadona. Tak jarang, ke depan justru aktor pendukung ini yang akan naik menggantikan bintang utama. Dalam kaitannya dengan pariwisata Kabupaten Klaten, obyek-obyek wisata alam dipandang sangat potensial menjadi obyek wisata pendukung wisata candi yang sudah lebih dulu dikenal.
Kabupaten Klaten memiliki bentang alam yang bervariasi. Sebagian berupa lereng Gunung merapi, sebagian lagi berupa dataran rendah dan gunung kapur. Sumber air yang difungsikan sebagai pemandian, atau disebut umbul, sangat banyak di sini. Sebutlah Pemandian Umbul Ponggok, Pemandian Jolotundo, Pemandian Tirtomulyo, Pemandian Lumban Tirto, serta Obyek Wisata Mata Air Cokro, yang disingkat OMAC.
Dengan adanya obyek-obyek wisata pendukung ini, diharapkan para wisatawan dapat tinggal lebih lama dan pada akhirnya mendorong peningkatan pendapatan masyarakat di kabupaten ini.
Acara Wisata sebagai Sarana Promosi
Diperlukan pendekatan menyeluruh untuk mengembangkan potensi wisata, baik obyek prioritas maupun obyek pendukung. Di samping perbaikan sarana dan prasarana, pengelolaan usaha pariwisata juga punya andil besar. Strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Klaten antara lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan lembaga pariwisata, peningkatan penyelenggaraan acara wisata, serta melakukan promosi melalui berbagai media.
Kabupatan Klaten juga memiliki kekayaaan budaya tari, seperti Tari Rowo Jombor ini
Dalam setahun, Kabupaten Klaten menargetkan minimal digelar 2 acara. Contohnya, di tahun ini ada 2 kali familiarization trip, sementara tahun depan akan diadakan 2 pameran pariwisata. Tahun 2024 bahkan direncanakan 13 acara, mulai dari acara Padusan, Syawalan, pameran produk unggulan, Festival Payung, serta Jelajah Wisata. Pihak ketiga turut digandeng untuk menyelenggarakan Prambanan Jazz, sebuah event berskala nasional yang mengawinkan budaya masa lalu dan masa kini.
Menurut sebuah penelitian industri pariwisata, saat ini 87% wisatawan menggunakan internet untuk merencanakan perjalanan dan 67% wisatawan akan melakukan riset seputar perjalanan. Sementara, 45% wisatawan akan mengambil keputusan berdasarkan review wisatawan lain dan 24% wisatawan mengunggah pengalaman mereka saat berwisata.
Data ini menunjukkan betapa pentingnya internet dilibatkan menjadi sarana promosi wisata. Strategi berbasis smart city ini dilakukan pula oleh pemerintah Kabupaten Klaten dengan melakukan promosi melalui media sosial, di samping media cetak dan elektronik. Platform digital yang memudahkan wisatawan dalam mengakses informasi mencakup e-hotel, e-kuliner, e-rental, e-show, juga e-tur, juga tengah disiapkan.
Di samping memberikan pengalaman nyaman dalam berwisata, yang menjadi faktor penentu ketertarikan wisatawan untuk berkunjung, sistem online booking serta electronic directory ini memungkinkan pemetaan data spesifik wisatawan yang berkunjung. Data-data seperti usia dan preferensi wisatawan memudahkan pengaturan strategi pengembangan wisata ke depannya. (Penulis: Fransisca Wungu)