Ia pun bercerita betapa di setiap langkah mendaki menuju puncak Watu Mitong ini, ia terkesima dengan pemandangan yang ia lihat.
“Takjub, ya. Saya selalu foto di setiap langkah, ya. ‘Wow’ banget. Ini pemandangannya mirip di Pulau Padar, tapi berbeda. Pasti seru, deh, buat snorkeling,” sambungnya.
Perlu Fasilitas dan Infrastruktur Pendukung
Meski takjub dengan pemandangan di sini, Bela juga menyoroti ketiadaan fasilitas pendukung wisata di sana, seperti toilet dan penjaja makanan, penginapan, serta penyewaan alat snorkeling bagi wisatawan yang ingin beraktivitas di sana.
Jalanan utama dari Bajawa menuju Riung yang masih belum mulus juga menjadi perhatiannya.
Saat ini memang belum ada fasilitas pendukung kegiatan wisata tersebut di Watu Mitong. Berbeda dengan Penelokan View Point di Kintamani, misalnya, yang sudah bisa dinikmati sambil duduk-duduk santai di area publik yang nyaman.
Tentu wisatawan akan semakin banyak yang datang, jika area ini dikembangkan dengan menghadirkan amenitas pendukung kegiatan pariwisata seperti yang disebutkan Bela.
Salah satu strategi yang dicanangkan pemerintah kabupaten Ngada dalam meningkatkan branding kawasan wisata di daerahnya adalah peningkatan aksesibilitas sarana dan prasarana transportasi.
Namun dengan jarak tempuh dua-tiga jam dari pusat kabupatennya yang berada di Selatan, tampaknya membuat pembangunan jalan belum sepenuhnya mencapai tempat ini.
Semoga saja, visi bupati dan wakil bupati untuk menyiapkan Kabupaten Ngada sebagai kawasan destinasi wisata Smart City bisa merata ke semua penjuru daerahnya, termasuk Watu Mitong.
(Penulis: Mardyana Ulva)
Baca Juga: Manggarai Timur: Benahi Kawasan Wisata Agar Lebih Nyaman Dikunjungi
Baca Juga: Menciptakan Bali Kedua di Kabupaten Simalungun yang Kaya Wisata