Find Us On Social Media :

Spektrum Jadi Kunci Implementasi Jaringan Teknologi 5G di Indonesia

By Adam Rizal, Minggu, 28 November 2021 | 13:00 WIB

5G, wifi, network, Internet, Technology

Saat ini operator telekomunikasi mulai mengomersialisasikan layanan 5G di Indonesia pada tahun ini. Tentunya, kehadiran layanan 5G itu masih terbatas di kota-kota besar, belum menyeluruh di semua area di Indonesia

VP-Head of Network Solutions Ericsson Indonesia, Ronni Nurmal mengatakan pemerataan atau implementasi jaringan teknologi 5G di Indonesia sangat bergantung pada spektrum frekuensi radio.

“Agak susah jika bicara prediksi, saya tidak bisa menyebutkan tahun berapanya, karena kembali lagi tergantung spektrumnya,” ujar dia dalam acara virtual bertajuk 5G: Explore The Future of Limitless Connectivity Presented by Ericsson - Ideafest 2021,.

Ronni menegaskan Ericsson berkomitmen untuk mendorong perluasan spektrum frekuensi radio melalui bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan juga operator seluler. Saat ini operator telekomunikasi yang sudah menggunakan spektrum frekuensi radio 2,3 GHz ada Telkomsel, lainnya Indosat Ooredoo dan XL Axiata menggunakan 1,8 GHz.

“Setelah spektrumnya sudah ada, operator itu akan menarget kota-kota di mana penggunanya memiliki perangkat 5G, dan bisa membayar paket internetnya,” katanya sambil menambahkan bahwa jika spektrum frekuensi radio sudah ada, maka akan bisa dengan cepat digunakan.

Spektrum frekuensi radio dibagi menjadi tiga lapis: bawah (low-band), tengah (mid-band) dan tinggi (high-band atau millimeter wave band). Low-band ada di bawah frekuensi 1 GHz, dengan daya tembus bangunan dan daya jangkaunya relatif tinggi.

Middle-band berada pada rentang 1-6 GHz. Ketiga operator seluler tersebut menggunakan lapisan ini untuk menggelar 5G komersial. Sedangkan high-band berada di atas 6 GHz, dan mampu menghasilkan transmisi sangat besar, karena lebar pita yang juga besar.

Ericsson memiliki komitmen terus memberikan inovasi teknologi terutama di bidang telekomunikasi di Indonesia, termasuk kebutuhan perluasan spektrum frekuensi radio yang dibutuhkan untuk teknologi 5G bisa berkembang.

“Kami yakin Indonesia dan operatornya bisa berevolusi menghadirkan teknologi terbaru, termasuk 5G," katanya sambil berharap Indonesia tidak boleh ketinggalan dari negara lain.