Layanan bantuan untuk lansia juga ditingkatkan sehingga para lansia dapat berbicara langsung dengan asisten layanan konsumen hanya dengan menekan satu tombol.
Selain ada lebih dari 2.000 sesi pelatihan tatap muka gratis bagi para lansia di lebih dari 10 kota di Tiongkok.
Potensi Pasar Lansia Meningkat
Pasar lansia Tiongkok meningkat dengan stabil sejak tahun 2016, mencapai RMB5,4 triliun (USD840 miliar), dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan 25,6%, menurut laporan yang diterbitkan pada bulan Juli oleh iiMedia Consulting. Laporan tersebut menunjukkan bahwa ekonomi berbasis konsumen lansia (atau disebut ekonomi silver) Tiongkok akan mencapai RMB5,9 triliun pada 2021.
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Hongkong Trade Development Council pada 2019, gaya hidup masyarakat Lansia di Tiongkok tengah mengalami transformasi, seiring dengan perubahan pesat masyarakat Tiongkok. Sebelumnya, secara tradisional para lansia bergantung pada bantuan anak-anak mereka. Namun, generasi silver baru Tiongkok saat ini menjalani hidup yang lebih mandiri.
Di Indonesia, maraknya industri e-commerce dan layanan online serta meningkatnya pasar lansia kian mendorong kebutuhan inklusivitas dan aksesibilitas terhadap pasar lansia yang semakin independen.
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia pada tahun 2020, kini 1 dari 10 penduduk Indonesia (9,78%) merupakan penduduk lansia, meningkat dari tahun 2010 dengan persentase populasi lansia sebesar 7,56%. Kementerian Kesehatan juga memprediksi jumlahnya akan terus meningkat hingga 48,2 juta jiwa (15,8%) pada tahun 2035.
Di sisi lain, kaum lansia di Indonesia juga mengalami peningkatan kualitas hidup dan kondisi sosio-ekonomi, dengan 1 dari 2 lansia masih terus bekerja. Oleh karena itu, upaya untuk memenuhi kebutuhan generasi lansia tidak hanya menjadi kesempatan usaha yang baik, tapi juga upaya yang mulia untuk mendorong peningkatan inklusivitas.