Find Us On Social Media :

Bangun Metaverse, Meta Bangun Superkomputer AI Tercepat di Dunia

By Rizal, Rabu, 26 Januari 2022 | 11:30 WIB

AI Research SuperCluster

Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp membuat superkomputer AI Research SuperCluster (RSC) dengan kemampuan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mewujudkan dunia virtual metaverse.

Uniknya, Meta memasang 6.080 unit pengolah grafis (GPU) bikinan Nvidia ke dalam superkomputernya. Bahkan, Facebook akan menambahkan jumlah kartu grafis superkomputernya hingga mencapai 16.000 GPU pada pertengahan 2022.

CEO Meta, Mark Zuckerberg mengatakan Meta membutuhkan banyak hardware untuk pengoperasian AI dan pembelajaran mesin (machine learning/ML) supaya dunia virtual metaverse dapat terwujud.

"Pengalaman metaverse yang optimal membutuhkan kemampuan komputasi yang sangat besar, dan AI RSC memungkinkan berbagai model AI baru belajar dari aneka contoh kasus yang jumlahnya triliunan, serta bisa mengerti ratusan bahasa, dan lain sebagainya," tutur Zuckerberg dalam sebuah pernyataan.

"Superkomputer ini bakal menjadi salah satu yang tercepat di dunia," ucapnya.

Saat ini Meta menggunakan superkomputer untuk melatih aneka model AI menggunakan proses pengolahan bahasa alami (natural language processing/NLP).

Hal itu bertujuan untuk melatih mesin supaya bisa berinteraksi dengan manusia di dalam metaverse menggunakan bahasa alami yang biasa digunakan oleh manusia itu sendiri.

Superkomputer tersebut juga diklaim bisa membantu para periset Meta untuk membangun model AI berdasarkan ratusan bahasa, menganalisis beragam teks, gambar, dan video, serta membantu mengembangkan software untuk menunjang pengalaman augmented reality (AR).

Kemudian, Meta juga menyebut bahwa AI RSC bisa digunakan untuk mengidentifikasi konten berbahaya, serta membantu periset Meta mengembangkan model AI yang bisa berpikir seperti manusia, yang tentunya bisa beroperasi dengan lancar di dalam metaverse.

"Pengalaman di dalam metaverse sepenuhnya adalah pengalaman 3D berdasarkan indera manusia, dan kami harus membuat agen-agen atau model AI yang relevan dengan lingkungan dan manusia yang merasakannya," kata Vice President AI Meta, Jerome Pesenti dalam sebuah pernyataan.