Find Us On Social Media :

4 Alasan Penyedia Colocation Perlu Segera Prioritaskan Sustainability

By Rafki Fachrizal, Senin, 7 Februari 2022 | 14:45 WIB

Ilustrasi Data Center

Penulis: Selena Nimerick, Vice President of Customer Satisfaction & Quality for Secure Power, Schneider Electric.

Kebutuhan akan layanan digital terus semakin meningkat. Konsumen menginginkan segalanya lebih cepat dan tanpa gangguan.

Sebagai industri yang mengkonsumsi 1-2% dari total energi, efisiensi adalah langkah pertama bagi Data Center menuju sustainability.

Selama bertahun-tahun industri Data Center telah berfokus pada efisiensi energi atau, sederhananya, “menggunakan lebih sedikit” namun saat ini banyak diskusi telah bergeser ke arah terbaru menuju ‘sustainability’.

Banyak perusahaan menggunakan istilah efisiensi dan sustainability secara bergantian, tetapi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mendefinisikan sustainaibility sebagai: "pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri".

Oleh karena itu, industri Data Center harus melakukan lebih baik daripada hanya "menggunakan lebih sedikit".

White Paper terbaru dari Schneider Electric membahas empat alasan utama mengapa operator Data Center dan penyedia Colocation khususnya harus memprioritaskan sustainability.

1. Persyaratan Pelanggan Colocation

Alasan pertama yang perlu digarisbawahi oleh operator Data Center dan penyedia Colocation untuk memprioritaskan sustainability adalah kebutuhan pelanggan.

Menurut data terbaru dari 451 Research, pelanggan / penyewa Colocation mensyaratkan adanya komitmen sustainability dalam kontrak kerja mereka. Saat ini banyak perusahaan, termasuk perusahaan internet besar, yang mencanangkan target net-zero emission dan harus memberikan laporan emisi GRK Cakupan 3, termasuk emisi dari supplier mereka seperti penyedia layanan Colocation yang sudah mereka tunjuk.

Cakupan 3 masih dianggap belum terlaporkan dengan baik dan masih banyak yang dapat dilakukan oleh penyedia Colocation untuk mengatasi emisi Cakupan 3.

Untuk meningkatkan pelaporan emisi Cakupan 3, operator Data Center dapat meminta vendor mereka untuk menyediakan Type III Environmental Product Disclosures yang menerangkan jejak karbon yang disematkan pada produk.

Selain pelaporan, penyewa juga mencari penyedia Colocation yang mengurangi emisi GRK Cakupan 1 dan 2, melalui Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik (PPA) untuk sumber bahan bakar terbarukan dan alternatif.

Program ekonomi sirkular seperti daur ulang untuk suku cadang dan baterai juga menjadi nilai tambah untuk memastikan pengurangan limbah dan penggunaan kembali bahan material.

Energy and Sustainability Service dari Schneider Electric telah bekerja dengan pelanggan, termasuk beberapa operator Data Center terbesar di dunia, untuk mengurangi emisi dan menegosiasikan PPA.

Pada tahun 2020, penawaran kami menghemat 134 juta metrik ton CO2 bagi pelanggan kami.

Mengukur dan melaporkan emisi membantu memastikan bahwa kita saling bertanggung jawab atas peran kita dalam ekosistem dan mencari peluang baru untuk sustainability.

2. Peraturan Pemerintah

Alasan utama kedua penyedia Colocation harus memprioritaskan sustainability adalah Peraturan Pemerintah.

Instansi pemerintah telah mengawasi industri Data Center selama bertahun-tahun atas penggunaan bahan kimia sebagai pendingin dalam peralatan HVAC, gas sulfur heksafluorida yang lebih dikenal sebagai SF6, dan pengelolaan pengembangan dan penggunaan sumber daya.

Penting bagi operator Data Center untuk memahami dampak lingkungan dari elemen-elemen ini dan memasukkan tindakan yang tepat dalam rencana sustainability-nya.

Mari kita lihat lebih dekat SF6. Gas fluorinated buatan manusia yang telah digunakan selama beberapa dekade di switchgear tegangan menengah (MV) yang ditemukan di Data Center dan aplikasi lainnya.

Sifat-sifat SF6 membuatnya sangat cocok untuk pemutusan arus listrik dan isolasi. Sayangnya, gas ini memiliki dampak signifikan terhadap pemanasan global karena merupakan satu-satunya gas rumah kaca terkuat.

Mengingat gas ini diperkirakan tetap berada di atmosfer dalam waktu yang sangat lama hingga 3.200 tahun.

Pemerintah di beberapa negara telah mengambil tindakan untuk mulai mengurangi penerapan peralatan yang menggunakan SF6 dan, sebagai persiapan, perusahaan tengah mempertimbangkan alternatif komponen bebas SF6.

Kebijakan ini kemungkinan akan semakin banyak diterapkan di berbagai negara di dunia dan mengeluarkan rekomendasi keberlanjutan, yang berpotensi menjadi persyaratan peraturan di masa depan.

Untuk informasi lebih lanjut tentang SF6 dan alternatifnya, baca white paper Schneider Electric “How SF6 Alternatives and Digital Technologies Combine to Empower Electricity Decarbonization and Efficiency.”

Dalam pembukaan artikel ini, saya membahas bagaimana penyewa Colocation mencari penyedia Colocation yang menawarkan manfaat sustainability. Ini membawa kita ke pendorong ketiga: Nilai Bisnis.

Memiliki rencana aksi sustainability yang jelas dan terukur adalah keunggulan kompetitif yang dapat menjadi bagian dari strategi pemasaran dan positioning perusahaan. Namun, nilai bisnis sustainability jauh melampaui pemasaran.

Memastikan ketahanan bisnis yang tinggi terhadap berbagai potensi gangguan yang dapat mengakibatkan kerugian terhadap perusahaan merupakan salah satu target yang ingin dicapai dari strategi sustainability.

Solusi inovatif, lebih efisien, dan sustainable dapat meningkatkan kinerja Data Center. Backup power supply seperti UPS Galaxy VL 3-fase yang belum lama ini diluncurkan menawarkan efisiensi 99% dalam mode ECOnversion dan merupakan produk Green Premium.

Ukurannya 50% lebih kecil daripada rata-rata UPS sehingga hanya membutuhkan ruang lantai yang sangat kecil.

Fitur Live Swap pada Galaxy VL menghadirkan desain sentuh yang aman selama proses penambahan atau penggantian modul daya bahkan pada saat UPS online dan beroperasi penuh.

Menawarkan peningkatan kelangsungan bisnis tanpa adanya waktu henti yang tidak terjadwal. Fitur Live Swap memungkinkan operator Data Center dapat tidur nyenyak sepanjang malam.

3. Investasi ESG

Alasan utama keempat mengapa penyedia Colocation harus memprioritaskan keberlanjutan adalah investasi ESG.

Saat ini lebih banyak dana investasi tersedia untuk perusahaan yang mengurangi dampak lingkungan mereka dan membuat komitmen ESG mereka jelas – lugas dan sederhana.

Sebagian besar perusahaan publik menerbitkan laporan sustainability dan mengadopsi komitmen mereka dalam struktur tata kelola perusahaan.

Pendanaan tersedia melalui obligasi dan beberapa lembaga pemerintah akan menawarkan pembiayaan dalam bentuk pinjaman, hibah, dan sumber lain untuk proyek yang mengurangi jejak karbon atau meningkatkan efisiensi energi.

4. Sustainability Sebagai Tanggung Jawab Bisnis

Makna sustainability lebih dari menggunakan lebih sedikit atau berbuat baik. Sangat penting untuk mengatasi tantangan terbesar abad ini, yaitu darurat iklim. Dan menjadi tanggung jawab bisnis bagi operator Data Center yang ingin mengungguli persaingan.

Dalam white paper terbaru Schneider Electric “Why Data Centers Must Prioritize Environmental Sustainability: Four Key Drivers”, diulas lebih jauh mengenai keempat alasan di atas.

Baca Juga: Alasan Industri E-commerce Perlu Data Center yang Ramah Lingkungan