Perusahaan manufaktur Foxconn menghentikan sementara operasional pabriknya di Shenzhen, China untuk merakit iPhone. Hal itu dilakukan Foxconn usai pemerintah daerah Shenzhen menerapkan lockdown di wilayah atas meningkatnya kasus Covid-19.
Selain menyetop produksi di pabrik Shenzhen untuk sementara waktu, Foxconn juga mengatakan pihaknya bakal menyesuaikan kapasitas produksi di sejumlah pabriknya yang berlokasi di wilayah China lainnya.
"Karena pabrik-pabrik kami di China memproduksi produk yang beragam, kami saat ini telah menyesuaikan kapasitas produksi untuk meminimalisir dampak dari kasus Covid-19 yang bisa terjadi kapan saja," tulis Foxconn dalam sebuah pernyataan, dikutip ChannelNewsAsia.
Saat ini, Foxconn mengatakan bahwa pihaknya mewajibkan pegawai pabrik di Shenzhen untuk menjalani tes PCR, demi mengetahui mereka terpapar Covid-19 atau tidak. Adapun pembukaan pabrik Shenzhen sendiri bakal mengikuti peraturan dari pemerintah setempat. Saat ini, Foxconn mengatakan pihaknya bakal membangun pabrik cadangan (backup plants) untuk mengurangi gangguan yang bisa berdampak pada proses produksi.
Sebelumnya, kasus baru Covid-19 di Shenzhen dilaporkan sudah lebih dari 60 kasus pada Minggu (13/3/2022). Peningkatan kasus baru ini nyaris tiga kali lipat dari hari sebelumnya, Sabtu (12/3/2022) yang hanya mencapai 27 kasus baru, menurut data dari pemerintah kota Shenzhen.
Sebagai respons cepat, pemerintah Shenzhen akhirnya memutuskan untuk menerapkan lockdown di seluruh penjuru Shenzhen, yang menghadang seluruh kegiatan bisnis dan pergerakan warga di kota tersebut pada.
Selain itu, seluruh warga Shenzhen juga dianjurkan untuk menjalani tes Covid-19 untuk mencegah penularan lebih lanjut.
"Jika pencegahan dan pengendalian tidak diperkuat secara tepat waktu dan tegas, hal ini bisa menjadi pemicu Covid-19 menular dalam skala besar," jelas seorang otoritas kesehatan Shenzhen, Lin Hancheng dalam sebuah pengumuman.
Shenzhen sendiri diketahui merupakan salah satu kota yang menjadi pusat kegiatan operasi atau pabrik dari berbagai perusahaan teknologi besar. Selain Foxconn, ada Huawei, Tencent, perusahaan mobil elektrik BYD Auto, Unimicron Technology, Sunflex Technology, dan lain sebagainya yang memiliki perusahaan atau pabrik di Shenzhen.
Belum diketahui apa dampak signifikan dari lockdown pada pabrik atau perusahaan di Shenzhen ini, begitu juga imbasnya terhadap proses produksi dan pasokan komponen perusahaan-perusahaan tersebut ke daerah-derah lain.