Find Us On Social Media :

Epson Indonesia Targetkan Pertumbuhan 20 Persen Tahun Fiskal Ini

By Rizal, Kamis, 31 Maret 2022 | 13:30 WIB

Epson Indonesia meluncurkan printer tekstil digital Monna Lisa Evo Tre 16

 

Pandemi Covid-19 cukup menghantam bisnis Epson di Indonesia, mengingat pendapatan perusahaan turun hingga 30 persen pada 2020. Berbeda dari 2020, Head of Finance and Corporate Service Division PT Epson Indonesia M Husni Nurdin memprediksi pertumbuhan Epson Indonesia akan naik 20 persen pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2022.

"Jadi 2020 pasar kita turun 30 persen, tetapi sepertinya kompetitor lebih dalam turunnya. Tetapi tahun ini kita akan closing di Maret ini diperkirakan tumbuh sekitar 20 persen," jelas Husni saat ditemui di Epson Solution Center LOT 304, Jakarta Selatan.

Market share Epson sendiri dipastikan masih bertahan di posisi nomor satu dan semakin dominan di Indonesia baik di segmen printer dan proyektor. Permintaan produk-produk baru Epson mendapat sambutan positif di masyarakat.

Strategi Epson untuk mempertahankan pangsa pasar cukup berhasil, seperti tetap menjaga hubungan baik dengan konsumen serta menambah toko ritel. Penjualan produk-produk Epson masih didominasi oleh penjualan Offline dan penjualan online yang terus meningkat selama pandemi.

"Strateginya kan kita ini memang ingin selalu dekat dengan customer. Kita ganti kegiatan yang sering kita lakukan secara offline, menjadi kegiatan hybrid ataupun online. Dulu kita di proyektor webinar itu hanya setahun 50 kali tetapi selama pandemi kita lakukan sampai 500 kali," tutur Husni.

Menyangkut penjualan online, Epson menilai porsinya belum cukup besar meski pada saat pandemi migrasi ke jual beli daring naik tinggi.

"Penjualan online porsinya belum terlalu besar tetapi selama pandemi ini naiknya cukup signifikan lebih dari dua kali lipat. Kontribusi online-nya masih 5 - 10 persen," ungkapnya.

Kelangkaan Chip

Epson ikut terdampak sekali dengan kelangkaan chip semikonduktor yang berdampak kepada produksi pabrik Epson.

"Jadi begini di tahun 2020 itu kita turun, namun produksi kita lebih baik. Tetapi di 2021 ini kita naik hanya saja ada satu masalah, dimana kita tidak bisa tumbuh lebih dari 20 persen karena kelangkaan chip semikonduktor, sehingga membuat produksi berkurang. Jadi permintaan barang itu banyak tetapi kita tidak bisa penuhi," tutur ditemui di Epson Solution Center LOT 304, Jakarta Selatan.

Meski terdampak suplai komponen di tengah tingginya pasar, Epson secara terbuka menyebut ada kenaikan harga dari produknya karena naiknya harga komponen tersebut.

"Kalau dari Epson sendiri menyoal harga kita sangat terpengaruh dengan kelangkaan itu, yang mana suplai dari luar karena mereka menaikkan harga ya kita ikut menaikkan harga barang produksi kita. Tetapi saat mereka tidak menaikkan harga kita tidak akan menaikkan," imbuhnya.

Husni menerangkan, saat Epson menaikkan harga barang karena naiknya chip semikonduktor, pasar retail sudah terlebih dahulu menaikkan harga karena suplai produk Epson yang langka.

"Kalau kenaikan harga di pasaran baru-baru ini saja terjadi, ini terpaksa kita naikkan karena dari sananya supply-nya juga naik. Kenaikannya tidak besar. Jadi ketika chip langka itu belum menaikkan harga, tetapi di retail sudah naik. Nah ketika kita naikkan harga retail tidak terpengaruh, karena itu tadi sudah naik di awal," jelasnya.