Find Us On Social Media :

Tolak Masuk Dewan Direksi Twitter, Elon Musk Ingin Hilangkan Iklan

By Rizal, Rabu, 13 April 2022 | 09:30 WIB

Elon Musk

Jejaring sosial Twitter meminta CEO Tesla Elon Musk untuk mengisi salah satu posisi di dewan direksi Twitter usai Musk memborong saham Twitter Rp41 Triliun. Sayangnya, Musk menolak mentah-mentah posisi tersebut.

Rencananya, Musk akan menjabat sebagai direktur kelas II hingga tahun 2024 berdasarkan dokumen pengajuan Twitter kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (Securities and Exchange Commission/SEC).

"Elon Musk telah memutuskan untuk tidak bergabung dengan Dewan Direksi Twitter," tweet CEO Twitter Parag Agrawal, melalui akun Twitter pribadinya @paraga.

Dalam twitnya, Agrawal juga menyertakan sebuah tangkapan layar ke tim Twitter.

“Penunjukan Elon menjadi anggota dewan direksi akan berlaku efektif secara resmi pada 9 April. Namun pada pagi yang sama (5/4), Elon mengatakan bahwa dia tidak akan bergabung dengan dewan direksi Twitter," tulis Agrawal.

Musk sendiri tidak mengungkapkan alasan di balik keputusannya menolak jabatan dewan direksi Twitter. Agrawal menegaskan Twitter sudah berdiskusi langsung dengan Musk terkait masalah penunjukan Musk sebagai petinggi Twitter.

Agrawal menegaskan bahwa perusahaannya akan selalu terbuka dan menghargai setiap masukan dari pemegangsahamnya, termasuk Musk.

"Elon adalah pemegang saham terbesar kami dan kami akan tetap terbuka untuk masukannya," tulis CEO Twitter.

Ngebet Hilangkan Iklan

Bos Tesla Elon Musk menyarankan agar Twitter Blue melakukan perubahan besar-besar. Pemegang saham terbesar di Twitter itu mengusulkan agar perusahaan berlogo biru itu melakukan sistem berlangganan layanan premium pada media sosial barunya itu.

Selain itu, dia menyarankan melarang adanya iklan dan mengharapkan opsi pembayaran menggunakan aset kripto dogecoin. Media sosial tersebut merupakan layanan berlangganan pertama dari Twitter yang menawarkan akses eksklusif.

Hanya saja, layanan itu baru di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Pemilik 9,2 persen saham di Twitter itu menyarankan agar biaya berlangganan untuk Twitter Blue dipatok dengan harga lebih rendah dari 2,99 dolar AS atau setara Rp43000 seperti dikutip Reuters.

Elon juga menyarankan agar pengguna layanan berlangganan bisa memiliki tanda otentikasi khusus, sehingga mereka membedakan pengguna premium dan tak berbayar.

Dia juga menyampaikan agar iklan bisa dihapuskan dari akun pengguna berlangganan sehingga pengalaman eksklusif bisa dirasakan lebih oleh pemilik akun. Elon mengusulkan agar Twitter Blue bisa dibayar dengan aset kripto dogecoin.