Saat ini perusahaan raksasa teknologi memiliki layanan asisten suara virtual seperti Google Assistant, Apple Siri, Amazon Alexa, Microsoft Cortana dan lainnya.
Asisten digital itu sangat membantu pengguna untuk memberikan instruksi tertentu pada smartphone seperti navigasi GPS, mengatur alarm, mengatur cuaca dan lainnya.
Uniknya, mayoritas suara asisten virtual menggunakan suara perempuan dan faktanya sistem otomatis suara Artificial Intelligence (AI) secara default sebagian besar menggunakan suara perempuan.
Dilansir dari Adapt World Wide, ada banyak penelitian manusia cenderung lebih menyukai suara perempuan karena suara perempuan lebih menenangkan. Suara perempuan juga dapat mengeluarkan suara vokal yang lebih jelas sehingga lebih mudah dipahami terutama di lingkungan industri.
Alasan lainnya, penggunaan suara perempuan untuk asisten virtual adalah menghemat waktu dan biaya dalam proses pengembangan aplikasi karena para programmer tidak perlu lagi mengembangkan virtual asisten dengan suara pria. Apalagi data suara sistem text-to-speech ebagian besar menggunakan suara perempuan.
Penggunaan suara perempuan pada asisten virtual berasal dari 1878. Kala itu Emma Nutt, seorang wanita asal Amerika Serikat yang menjadi perempuan pertama yang menjadi operator telepon di perusahaan Telephone Despatch. Saat itu suara Emma sangat diterima dengan baik dan menjadikan banyak perusahaan mulai beralih menggunakan suara perempuan sebagai operator telepon.
Pada 2016, Google meluncurkan “Google Assistant” dan meluncurkan asisten virtual suara barunya dengan suara pria dan wanita. Sayangnya, sistem yang digunakan Google hanya menggunakan data suara perempuan.
Adapun cara kerja sistem text-to-speech Google yang lebih tua akan menggabungkan potongan-potongan audio dari rekaman dengan menggunakan algoritma pengenalan suara.Sistem ini bekerja dengan menambahkan penanda di tempat yang berbeda dalam kalimat untuk mengajarkan sistem di mana suara tertentu akan dimulai dan diakhiri.
Dilansir dari realresearcher.com, suara perempuan sebagai asisten virtual lebih efektif digunakan sebagai strategi bisnis pemasaran karena suara perempuan terdengar lebih menyenangkan dan menarik.
Asisten virtual menggunakan suara perempuan digambarkan lebih simpatik, membantu, dan ramah sehingga lebih cocok digunakan perusahaan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan hingga keuntungan perusahaan.