Tahukah Anda jika setiap aktivitas berinternet kita menimbulkan “beban” bagi bumi? Beban itu berupa emisi karbon yang muncul dari aktivitas kita berinternet. Mulai dari smartphone dan komputer yang kita gunakan, jaringan komunikasi yang menjadi jalur lalu-lintas data, serta data center yang menjadi pusat penyimpanan data.
Peneliti dari Lancaster University Inggris memprediksi, kegiatan internet menyumbang 3,7% dari total emisi karbon dunia. Angka ini sama dengan total emisi dari industri penerbangan. Dan menonton video menjadi penyumbang terbesar emisi mengingat ukuran file video yang lebih besar dibanding teks atau gambar.
Karena itu menjadi menarik untuk mengulik, berapa sebenarnya jejak karbon dari menonton video di layanan streaming seperti Netflix?
Mengingat kompleksnya perjalanan data dari server Netflix ke perangkat yang digunakan konsumen, agak sulit memprediksi angka pasti dari jejak karbon yang terjadi saat kita menonton video di Netflix. Shift Project, organisasi asal Perancis, merilis laporan di Juni 2019 yang menyebut menonton Netflix menghasilkan emisi setara 3,14 kg CO2 per jam. Angka ini setara dengan menyetir mobil sepanjang 8,5 km.
Akan tetapi, laporan tersebut kemudian direvisi karena keliru menggunakan beberapa data. Hasil revisi Shift Project menunjukkan, satu jam menonton Netflix cuma menghasilkan 0,4 kg CO2 (atau setara menyetir mobil 1 km).
Namun hasil ini pun belakangan disebut masih terlalu tinggi.
Perhitungan International Energy Agency (IEA) contohnya, menghasilkan angka yang jauh lebih kecil. IEA memprediksi, satu jam menonton Netflix hanya mengonsumsi 0,036 kg atau 36 gram CO2. Angka ini setara dengan 100 meter menyetir mobil. Organisasi lingkungan lain, Carbon Trust, menyebut jejak karbon yang terjadi saat kita menonton video Netflix selama satu jam sekitar 55 gram.
Grafik di atas menunjukkan perbedaan kalkulasi antara IEA dan Shift Project terkait jejak karbon saat menonton video Netflix
Dari total jejak karbon tersebut, 72% terjadi di aspek perangkat yang kita gunakan. Sementara data center (tempat file video disimpan) hanya 5%. Hal ini tidak lepas dari kemajuan teknologi data center yang semakin efisien dan banyak menggunakan energi terbarukan.
IEA sendiri menyediakan kalkulator jejak karbon menonton Netflix yang memperhitungkan faktor seperti perangkat yang kita gunakan, bitrate video, jenis jaringan (WiFi atau seluler), dan lokasi negara. Kami mencoba melihat beberapa kombinasi dari menonton Netflix dari Indonesia, dan beberapa fakta menarik adalah:
- Menonton Netflix lewat smartphone lebih hemat 45% dibanding laptop (20 vs 36 gram)
- Memilih resolusi SD di smartphone akan lebih hemat 20% dibanding HD (16 vs 20 gram)
- Menonton Netflix di Indonesia lebih boros 16X dibanding menonton dari Perancis (16 vs 1 gram). Hal ini karena Perancis menggunakan banyak energi terbarukan.
Jadi bisa disimpulkan, menonton video Netflix sebenarnya lebih baik dibanding jalan-jalan naik mobil atau motor. Namun tentu saja, apapun yang kita lakukan di internet akan menghasilkan jejak karbon yang menjadi beban bumi ini. Karena itu, mari semakin bijak dalam menggunakan internet.