Saat ini perusahaan e-commerce Amazon adalah salah perusahaan teknologi ternama di dunia bersanding dengan Apple dan Google. Bahkan, Jeef Bezos, CEO Amazon boleh menyandang gelar manusia terkaya di muka bumi pada 2017 versi majalah Forbes, menyingkirkan Bill Gates (Pendiri dan Mantan CEO Microsoft).
Namun, dibalik kesuksesan Amazon menyimpan cerita kelam terkait pekerjaan di gudang Amazon yang terletak di Staffordshire, Inggris. James Bloodworth dalam bukunya "Hired: Six Months Undercover in Low-Wage Britain" mengungkapkan fakta budaya kerja para pekerja gudang Amazon yang bekerja di bawah tekanan.
Bayangkan!, para pekerja gudang Amazon harus berlarian di gudang seluas 65.032 meter persegi, itu setara sembilan kali rata-rata luas lapangan bola. Amazon menuntut para pekerjanya harus sigap dan cepat mengumpulkan produk-produk pesanan di dalam gudang supaya pengiriman barang ke pelanggan tepat pada waktunya.
Amazon tidak segan-segan memarahi para pekerja Amazon yang bermalas-malasan dan menambah waktu istirahat. Bahkan, ada beberapa pekerja gudang Amazon yang lebih memilih kencing di dalam botol minuman daripada pergi ke kamar mandi karena takut buang-buang waktu.
Apalagi, jumlah kamar kecil di gudang Amazon sangat dan jaraknya cukup jauh sehingga bisa menghabiskan waktu. "Mereka yang bekerja di lantai atas harus menuruni empat tangga untuk ke toilet," tulis Bloodworth seperti dikutip Business Insider.
"Target selalu naik tiap tahunnya. Saya butuh dua kaki tambahan lagi untuk menyelesaikan pekerjaan 100 persen dan ke kamar kecil," kata seorang pekerja gudang Amazon.
Salah seorang pekerja Amazon pun mengeluhkan harus mengepak 120 produk dalam sejam. "Anda harus mengepak dua peroduk permenit dan tidak ada waktu untuk minum karena akan membuatmu sering ke kamar kecil," ujarnya.
Organise, salah satu LSM yang mensurvei para pekerja gudang Amazon mengungkapkan salah satu responden tetap mendapat peringatan dari pengawas gudang walaupun ia telah memberikan surat keterangan sakit dari dokter.
"Saya bilang ke pengawas jika saya merasa tidak enak badan. Saya punya penyakit lambung dan memeriksakannya ke dokter. Sudah ada surat keterangan dokter dilengkapi penjelasannya, tapi tetap saja saya mendapat peringatan", ujarnya.
Amazon menolak anggapan tersebut dan berkilah tempat kerja yang positif dan aman bagi ribuan orang di Inggris, dengan gaji yang kompetitif dan bonus di waktu tertentu. Amazon juga memberikan pelatihan untuk membantu pekerjanya meningkatkan kebijaksanaan termasuk dalam mengambil cuti sakit dan cuti kerja. Amazon juga mengatakan mereka menyediakan fisioterapi, dan juga dukungan masalah legal, keuangan, dan panduan kerja.
Apalagi, Amazon didapuk sebagai perusahaan ke-7 yang paling banyak dicari di platform LinkedIn di Inggris, dan nomor satu di Amerika Serikat (AS). Saat ini Amazon memiliki lebih dari 180.000 orang dan memiliki standar yang tinggi untuk para karyawannya.