Perusahaan penyedia layanan transportasi online Go-Jek turut membangun perekonomian Indonesia dan membantu pemerintah dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengungkapkan Go-Jek mampu menyumbangkan Rp9,9 triliun per tahun bagi perekonomian nasional.
Angka itu merupakan gabungan dari penghasilan mitra pengemudi Go-Jek sebesar Rp8,2 triliun per tahun dan pendapatan mitra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari Go-Jek senilai Rp1,7 triliun.
Jika dibandingkan dengan penghasilan sebelum mitra pengemudi bergabung dengan Go-Jek, ada selisih pendapatan per bulan yang masuk ke ekonomi nasional sebesar Rp 682,6 miliar.
Tambahan pendapatan yang dihasilkan oleh mitra UMKM Go-Jek mencapai Rp 138,6 miliar per bulan dan mendukung para pelaku UMKM untuk go-online serta membuka akses langsung ke konsumen serta meningkatkan usaha.
Pendapatan mitra pengemudi pun meningkat hingga 44 persen sejak bergabung dengan Go-Jek. Untuk mitra UMKM, ada sebesar 82 persen mendapatkan peningkatan volume transaksi setelah menjadi mitra UMKM.
"Dari sudut UMKM, yang pasti Go-Jek itu mendukung UMKM jadi online. Memperluas pasar, membuka akses pasar, hingga mendorong penggunaan teknologi untuk meningkatkan akses usaha," kata Paksi Walandouw (Salah Satu Anggota Tim Peneliti LD FEB UI).
Riset itu melibatkan lebih dari 7.500 responden dengan 3.315 pengemudi roda dua, 3.465 pengguna jasa Go-Jek dan 806 mitra UMKM yang tersebar di sembilan wilaya yaitu Balikpapan, Bandung, Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, Bali, dan Surabaya.
"Masyarakat punya pilihan lebih banyak (dalam berkendara). Itu artinya manfaat jasa layanannya meningkatkan pilihan," lanjut Paksi.
Jika dirata-rata, pendapatan para mitra pengemudi Go-Jek sebesar Rp3,58 juta, atau lebih tinggi dari nilai upah minimum kota di 9 wilayah survei, yang rata-ratanya Rp2,8 juta.
Gojek pun telah mengurangi tingkat pengangguran melalui perluasan kesempatan kerja. Secara demografi, mitra pengemudi yang berasal dari lulusan SMA sebanyak 75 persen, sementara lulusan perguruan tinggi 15 persen.
Mitra Gojek yang berusia produktif dalam rentang usia 20-39 tahun tercatat sebanyak 77 persen, mitra berstatus kerja penuh waktu 65 persen, dan memiliki dengan tanggungan dua orang atau lebih sebanyak 78 persen.
"Rata-rata pendapatan mitra pengemudi meningkat 44 persen sejak bergabung dengan Gojek. Rata-rata pengeluaran mitra pengemudi meningkat 31 persen sejak bergabung dengan Gojek," ungkapnya.