Saat ini perusahaan teknologi ramai-ramai mengembangkan layanan Metaverse, sebuah dunia virtual reality di masa depan.
Metaverse adalah konsep yang memungkinkan setiap orang untuk berinteraksi, bekerja, bermain game, dan melakukan hal lainnya di lingkungan virtual. Di metaverse, Anda bakal direpresentasikan dalam bentuk avatar 3D yang unik.
Facebook pun mengubah namanya menjadi Meta yang menggambarkan visi perusahaan di masa depan yang bakal terjun ke dunia Metaverse.
Tak hanya Meta, Microsoft dan Google pun berlomba-lomba mengucurkan dana investasi untuk menggarap proyek metaverse.
Sayangnya tidak semua perusahaan tertarik menggarap metaverse seperti Snap. Perusahaan kamera augmented reality (AR) Snap yang merancang platform media sosial Snapchat tidak ingin terburu-buru mengembangkan proyek metaverse.
CEO Snap Evan Spiegel menganggap konsep Metaverse masih ambigu dan pasarnya belum jelas.
"Konsep metaverse saat ini masih tidak jelas, dan masih sekadar angan-angan," kata Spiegel seperti dikutip The Verge.
Fokus AR
Spiegel mengatakan saat ini Snap fokus kepada fitur atau perangkat yang bisa memaksimalkan pengalaman AR seperti perangkat drone bernama Pixy terbaru. Drone Pixy sendiri dijual 229 dolar AS atau sekitar Rp3,3 juta dapat menunjang kegiatan swafoto para pengguna Snap.
"Catat! Sekarang orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu mereka di dunia nyata daripada metaverse," tutur Spiegel.
"Itu sebabnya kami merancang Pixy yang bisa mengubah cara orang menggunakan produk kami (Snapchat), dibanding membicarakan suatu konsep yang belum nyata," tambah Spiegel.
Tak hanya Pixy, Snap juga membuat produk AR lainnya berupa kacamata yang bernama Spectacles. Kacamata ini hadir dalam beberapa versi dan versi terbarunya konon tengah diuji coba oleh para pengembang.
Spectacles memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan berbagai filter AR Snapchat, atau biasa disebut Lenses untuk bermain game, mempercantik foto wajah dan mengunggahnya ke media sosial, atau sekadar lucu-lucuan dan ajang pamer konten.