Twitter telah menangguhkan akun mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (@realDonaldTrump) secara permanen pada awal tahun lalu. Hal itu dikarenakan Twitter menilai cuitan Trump melanggar kebijakan Twitter terkait kekerasan dan ujaran kebencian.
Twit tersebut berkaitan dengan peristiwa kerusuhan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol. Saat itu, pendukung Trump menyerbu dan menyebabkan lima jiwa melayang serta 140 petugas kepolisian terluka. Sebelum diblokir, Trump menggunakan akunnya untuk menyampaikan pandangan politik atau terkait kebijakannya kepada lebih dari 88 juta pengikutnya. Ia juga menggunakan akun tersebut untuk berkampanye dalam Pemilihan Presiden AS tahun 2020.
Namun, tampaknya pemilik baru Twitter Elon Musk akan mencabut pemblokiran permanen pada akun Twitter dengan handle @realDonaldTrump itu.
"Saya akan membatalkan larangan permanen pada Trump," kata Musk.
Tentunya, pencabutan blokir akun pribadi Twitter Trump itu masih menunggu proses pembelian Twitter rampung. Twitter sendiri dibeli oleh CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk senilai 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp635 triliun.
Musk pun mendapat dukungan dari mantan CEO Twitter Jack Dorsey terkait pemblokiran permanen di Twitter. Dorsey setuju bahwa Twitter tidak semestinya menerapkan pemblokiran permanen akun Twitter, kecuali akun tersebut merupakan bot, spam, dan penipuan.
Musk menilai pemblokiran Trump dari Twitter akan menjadi bumerang bagi Twitter karena para pengikut Trump akan meninggalkan Twitter dan beralih menggunakan aplikasi jejaring sosial yang dibikin Trump.
"Melarang Trump dari Twitter tidak mengakhiri suara Trump. Larangan permanen pada dasarnya merusak kepercayaan di Twitter sebagai 'alun-alun kota' di mana setiap orang dapat menyuarakan pendapat mereka," kata Musk sebagaimana dikutip USAToday.
"Saya pikir itu adalah keputusan yang buruk secara moral dan benar-benar bodoh" pungkas dia.
Enggan Balik ke Twitter
Donald Trump menegaskan dirinya enggan balik ke Twitter. "Saya tidak akan kembali ke Twitter, (karena) saya akan tetap menggunakan Truth," tegas Trump, dikutip dari TechCrunch.
Truth atau Truth Social sendiri merupakan media sosial yang dibuat Trump melalui The Trump Media and Technology Group (TMTG), yang kini berada di bawah naungan Digital World Acquisition Corporation, pada Oktober 2021 lalu.
"Saya tahu Musk orang baik dan dia akan menghadirkan beragam peningkatan di platform tersebut. Namun keputusan saya sudah bulat, saya akan tetap berada di Truth dan tidak akan beralih ke Twitter," jelas Trump.