Find Us On Social Media :

Dukung Pembelajaran Pasca Pandemi, Huawei Indonesia Donasikan Gawai

By Liana Threestayanti, Minggu, 15 Mei 2022 | 22:15 WIB

Melalui program Young Genius, Huawei Indonesia memberikan donasi berupa laptop untuk menunjang pembelajaran, terutama dalam mengakses konten digital.

Melalui program Young Genius yang diinisiasi oleh Prof. Yohanes Surya, Ph D, Huawei Indonesia memberikan donasi berupa laptop untuk menunjang pembelajaran, terutama dalam mengakses konten digital.

Di era pasca-pandemi, lembaga pendidikan dihadapkan pada tantangan beradaptasi dengan kenormalan baru agar kegiatan belajar-mengajar tetap berlangsung secara efektif. Cara belajar hybrid menuntut interaksi di ruang kelas dengan protokol kesehatan yang ketat, dan dilengkapi pembelajaran secara daring.

Di sisi lain industri pun menuntut ketersediaan talenta digital dalam jumlah besar untuk mendukung keberlangsungan bisnis dan berhasil mengantisipasi tantangan, dinamika, serta perubahan besar pasca-pandemi. 

Indonesia diproyeksikan akan membutuhkan lebih dari 9 juta talenta digital untuk menyukseskan lompatan digitalnya, sehingga perekonomian digital dapat berkontribusi sebanyak Rp 4.434 triliun pada tahun 2030, setara dengan 16 persen PDB. Angka ini juga menggambarkan pertumbuhan sebesar 8 kali lipat.

Untuk membantu menjawab tantangan tersebut, Huawei Indonesia memberikan donasi berupa laptop bekas pakai melalui program Young Genius yang diinisiasi oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D., Penasihat Khusus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di Bidang Informasi Teknologi. Donasi tersebut ditujukan untuk memfasilitasi pembelajaran online sehari-hari, sehingga para siswa bisa belajar dengan optimal melalui pemanfaatan teknologi.

Donasi diberikan langsung kepada para siswa oleh Jacky Chen, CEO Huawei Indonesia, di Huawei Innovation Center Jakarta. Kegiatan ini dihadiri pula oleh Lindawati, Ph.D., Rektor Surya University; Wang Bin, Vice President of Management Transformation, Huawei Indonesia; Ken Qi, Vice President, Director of the Board, Huawei Indonesia; dan perwakilan murid dari program Young Genius.

Laptop ini akan digunakan sebagai alat penunjang pembelajaran, terutama untuk mengakses berbagai konten digital, belajar-mengajar jarak jauh, dan program membaca bagi siswa yang berpartisipasi. 

Saat ini, siswa hanya dapat mengakses materi digital melalui ponselnya. Namun, ini dinilai kurang efektif karena beberapa faktor, termasuk layar yang terlalu kecil, berbagai gangguan yang menyebabkan perhatian mudah teralih, dan kesulitan dalam memoderasi konten.

Wang Bin berharap laptop yang didonasikan dapat memfasilitasi kegiatan belajar-mengajar bagi bibit-bibit muda yang menjadi pilar masa depan bangsa. 

“Sebagai bagian dari komitmen Huawei I Do, target kami adalah mendukung persiapan talenta-talenta digital yang siap menyongsong masa depan dengan cara membina setidaknya 100 ribu siswa pada tahun 2025. Saat ini, 60 ribu siswa – atau lebih dari setengah target kami – telah menerima manfaat dari berbagai program pelatihan yang kami laksanakan. Dan, ke depannya, kami akan terus berkomitmen terhadap pendidikan yang dapat menjadikan bangsa ini semakin kompeten dan berdaya saing di tingkat global,” lanjutnya.

Prof. Yohanes Surya, Ph.D., mengapresiasi langkah Huawei Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk mempelajari teknologi-teknologi masa depan dan perkembangan terbaru di industri. 

“Mereka sangat terbantu dengan pengayaan pengetahuan dari Huawei. Kami mengajak Huawei untuk konsisten menjadi bagian dari pengembangan SDM Indonesia yang mumpuni dan turut menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia maupun dunia,” ujar Prof. Yohanes. 

Salah satu tujuan program Young Genius adalah memperkenalkan metode belajar matematika yang mudah dan menyenangkan (GASING) tanpa bantuan alat komputer. Program ini juga didesain untuk melahirkan jawara-jawara pendidikan Indonesia yang dilandasi keyakinan bahwa setiap anak berhak memiliki peluang yang sama untuk memaksimalkan potensinya dengan belajar dari guru yang tepat dan menggunakan metode yang efektif. 

“Kami berencana untuk memperluas kesempatan ini ke seluruh Indonesia, dimulai dari tiga daerah, yakni Humbang Hasundutan di Sumatera Utara, Morowali di Sulawesi Tengah, dan Bangli di Bali. Kami ingin menunjukkan bahwa berinvestasi pada pendidikan tidak hanya akan meningkatkan infrastruktur fisik, namun juga meningkatkan kualitas manusia dan taraf hidup secara signifikan,” tambah Prof. Surya.