Memanfaatkan cloud computing dari AWS, layanan telemedisin (telemedicine) AlteaCare mendigitalisasi setiap aspek layanan untuk tingkatkan pengalaman pasien.
Pertumbuhan pengobatan jarak jauh atau telemedisin (telemedicine) tak sekadar “mendompleng” pandemi. Layanan telemedisin, dan dengan dukungan cloud computing, kini menjadi jawaban bagi tantangan keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan di Indonesia.
Menurut data Kementerian Kesehatan, pada 2020 rasio ketersediaan tempat tidur RS di Indonesia secara nasional adalah 1,4 per 1.000 penduduk. Rasio tersebut sebenarnya telah mencapai standar minimal dari WHO, yakni 1 tempat tidur RS per 1.000 penduduk. Namun belum semua provinisi di Indonesia mencapai rasio tersebut. Untuk kawasan Asia Tenggara, rasio itu juga masih lebih rendah daripada beberapa negara tetangga.
Layanan telemedisin kini menjadi strategi penting dan kritis bagi para penyedia layanan kesehatan karena memungkinkan dilakukannya pencegahan dini dan risiko penularan, serta perawatan, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan pembatasan mobilitas mengingat pandemi COVID-19.
Keunggulan lain dari layanan pengobatan jarak jauh adalah pasien mendapatkan layanan dari pihak rumah sakit dengan lebih efisien, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta yang terkendala dengan kemacetan.
Salah satu penyedia layanan kesehatan jarak jauh ini adalah AlteaCare. Hadir di Indonesia sejak tahun 2021, AlteaCare saat ini bermitra dengan 17 rumah sakit dan aplikasinya telah diunduh oleh lebih dari 100 ribu pengguna.
“Misi kami adalah menjadi pintu gerbang digital yang menyambungkan rumah sakit dengan pasien, khususnya mereka yang kesulitan mengakses layanan kesehatan secara langsung,” jelas William Suryawan, Chief Operations Officer (COO) dan Co-Founder AlteaCare.
Salah satu fitur unggulan AlteaCare adalah video call. Dalam sebuah wawancara dengan InfoKomputer beberapa waktu lalu, CEO AlteaCare, Mikaela Oen mengungkapkan, fitur tersebut disediakan AlteaCare untuk membangun personal connection yang lebih dalam antara pasien dengan dokter spesialis sehingga perawatan pun akan lebih maksimal.
Berbicara tentang teknologi layanan AlteaCare, William mengungkapkan bahwa aplikasi AlteaCare dibangun di atas teknologi cloud Amazon Web Services (AWS). Menurut William, alasan AlteaCare memilih AWS adalah adanya dukungan teknis yang luar biasa, termasuk pelatihan bersubsidi bagi perusahaan rintisan atau startup.
Sementara di sisi startup yang sumber dayanya yang terbatas, ada dua faktor yang sangat penting, yaitu kontrol biaya dan keamanan. “AWS menyediakan solusi infrastruktur yang efisien sekaligus memastikan aplikasi kami patuh kepada praktik-praktik terbaik di bidang keamanan,” ungkap William.
Yang menarik, sebelum aplikasi AlteaCare dibuat, awal perkenalan William Suryawan dan timnya dengan AWS adalah saat perusahaan akan mengembangkan aplikasi Altea Loyalty berbasis arsitektur monolitik di AWS dan Amazon Relational Database Service (Amazon RDS).
Melalui berbagai lokakarya dan konsultasi dengan AWS, tim IT AlteaCare menemukan bahwa model arsitektur yang tidak memerlukan pengelolaan server sendiri, alias serverless, dengan gabungan microservices dapat menawarkan lebih banyak manfaat daripada arsitektur monolitik yang masih tradisional.
Pangkas Time-to-market
Menurut William, pendekatan serverless dapat mengurangi biaya infrastruktur dan memangkas time-to-market aplikasi, mulai dari pengembangan hingga peluncuran ke pasar. William menekankan, keunggulan ini sangat berarti di industri healthtech yang selalu bergerak cepat. AlteaCare sendiri, disebut William, dapat memangkas time-to-market hingga 66 persen,
Perusahaan memperkirakan bahwa jika menggunakan Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2), dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk meluncurkan aplikasi AlteaCare. Namun, menurut William, dengan bantuan model serverless dan peluncuran secara terotomasi, AlteaCare mampu hadir di pasar dalam waktu satu bulan. Atau, memangkas waktu time-to-market hingga 66 persen.
“Tim kami dapat berkonsentrasi untuk menulis dan mengoptimalisasi kode, alih-alih pusing memikirkan jenis server apa yang mereka butuhkan dan bagaimana cara menskalakan kapasitas kami,” ucap William.
Menghemat Biaya
Ia juga memaparkan manfaat lain yang dirasakan AlteaCare, yaitu penghematan biaya hingga 30 persen jika dibandingkan dengan menggunakan dedicated server di Amazon EC2. Manfaat itu bisa diraih dengan mengkombinasikan penyebaran (deployment) secara nirserver (serverless) dan menerapkan container dalam pengembangan aplikasinya.
Sementara implementasi database nirserver Amazon DynamoDB dan layanan komputasi nirserver AWS Lambda memungkinkan AlteaCare untuk melakukan autoscaling. Kemampuan ini, menurut William, memungkinkan perusahaan meningkatkan kapasitas dengan lebih efektif biaya, terutama saat “jam sibuk” aplikasi.
Efisiensi SDM
Dengan layanan yang terkelola sepenuhnya, seperti Amazon EKS dan Amazon DynamoDB, serta dukungan dari tim solutions architect AWS, AlteaCare membutuhkan lebih sedikit SDM untuk membangun dan mengelola infrastruktur cloud perusahaan di AWS. William menjelaskan, timnya terdiri dari 15 developer, ditambah hanya satu karyawan yang bertugas mengawasi infrastruktur TI.
“Dengan tim solutions architect AWS yang senantiasa mendukung kami, serta ragam layanan modern applications di AWS, kami dapat memaksimalkan efisiensi dan mengurangi waktu, sumber daya, serta tenaga yang dibutuhkan untuk memperluas penawaran kami bagi pasar,” jelas William.
Bangun Kemampuan Analitik
Langkah AlteaCare selanjutnya dalam pemanfaatan cloud adalah membangun fondasi bagi kemampuan analitik, yaitu dengan memanfaatkan data lake di Amazon S3 dan Amazon RDS. William Suryawan menjelaskan, dengan analitik, AlteaCare akan dapat melakukan hal-hal, seperti menginvestigasi keluhan pasien terhadap rumah sakit mitra dan mencegah terjadinya masalah pada aplikasi.
AlteaCare juga akan mengembangkan dashboard khusus analitik untuk memahami isu di balik latensi saat pasien melakukan panggilan video dengan dokter. William memastikan perusahaan akan memaksimalkan AWS Asia Pacific (Jakarta) Region yang baru diluncurkan Desember 2021 lalu untuk mengurangi latensi.
Akses yang semakin baik ke platform AlteaCare memungkinkannya melakukan digitalisasi pada setiap aspek pengalaman pasien. “Dengan mengoptimalisasi aplikasi kami secara terus-menerus bersama AWS, kami dapat meningkatkan interaksi pasien dengan rumah sakit dan menciptakan pengalaman yang prima bagi pasien,” pungkas William Suryawan.