Find Us On Social Media :

Viral NGL Link Instagram, Ini Alasan Warganet Suka Anonimitas

By Rizal, Senin, 27 Juni 2022 | 17:00 WIB

Instagram Stories

Mengirim pesan anomin di media sosia bukanlah hal baru. Contohnya, warganet beramai-ramai menyambungkan akun di Secreto, platform serupa yang membuat pengguna media sosial bisa berkirim pesan rahasia.

Saat ini, berkirim pesan anonim kembali viral usai Tren NGL Link Instagram menjadi tren dalam beberapa hari terakhir. NGL Link memungkinkan pengguna mengirim pesan atau pertanyaan secara anonim kepada pemilik tautan.

NGL adalah singkatan dari "not gonna lie" atau dalam bahasa Indonesia berarti tidak akan bohong. Para pengguna Instagram dapat menyematkan tautan NGL.link bertajuk anonymous Q&A, baik di Stories maupun Bio Instagram mereka.

DeepMoji, sekelompok developer di Venice Beach, California, Amerika Serikat pertama kali meluncurkan NGL pada November 2021.

Mengapa warganet menyukai anonimitas?

Menurut studi Departemen Psikologi Universitas Carnige Mellon (CMU), sebagian pengguna internet sangat peduli dengan privasi mereka. Survei menunjukkan bahwa mereka memiliki alasan tersendiri untuk tidak mengungkap nama dan identitas di media sosial.

Pengguna internet yang memanfaatkan anonimitas memiliki berbagai alasan. Ada yang memanfaatkan ini untuk mengungkapkan perannya sebagai peniup peluit atau whistleblower, ada pula yang berasal dari kelompok yang distigmatisasi. Sementara sebagian lainnya memanfaatkan anonimitas untuk melakukan pencarian sensitif, meretas, hingga melakukan pengintaian secara digital.

Kendati demikian, ada pula yang menggunakan anonimitas untuk alasan yang lebih sederhana. Dalam studi tersebut, sebagian besar orang memanfaatkan anonimitas di media sosial untuk mengikuti komunitas online, bergabung dengan kelompok dengan hobi dan topik tertentu, seperti fiksi, musik, hewan peliharaan, permainan, teknologi, dan olahraga.

Menggunakan identitas lain atau akun anonim

Dalam beberapa kasus, kelompok tersebut memiliki standar keanggotaan implisit atau eksplisit yang mendorong anonimitas. Meski sebagian besar jaringan media sosial meminta pengguna mengisi nama dan identitas asli, pengguna menggunakan identitas yang lain dengan alasan tertentu.

Sebagian responden dalam studi tersebut beralasan bahwa mereka ingin memisahkan kehidupan online dan offline mereka. Menggunakan akun dengan identitas lain memungkinkan pengguna terhindar secara online dari lingkar pertemanan keluarga atau rekan kerja mereka. Pengaruh anonim di media sosial

Anonimitas di jejaring media sosial berkontribusi terhadap penyebaran informasi keliru, cyberbullying, trolling, hingga ujaran kebencian. BBC, 26 Februari 2021, melakukan survei terhadap perilaku suporter sepak bola di dunia online. Hasilnya, dari 3.000 lebih pesan yang ditujukan kepada atlet Premier League, 56 persen di antaranya bernada rasis.

Sementara, 43 persen atlet Premier League yang disurvei mengatakan bahwa mereka pernah mengalami pelecehan dan rasisme.

Alasan keamanan

Di sisi lain, beberapa responden CMU mengungkapkan alasan menggunakan akun anonim. Salah satunya berkaitan urusan politik. Mereka ingin terlibat dalam debat dan percakapan seputar politik di duna maya tanpa ingin terikat tanggung jawab atas identitas mereka. Alasan lain yang lebih personal, karena sebagian responden memiliki pengalaman negatif ketika menggunakan media sosial, sehingga memaksa mereka untuk menjadi anonim.

Kedua alasan itu relevan dengan kondisi di Indonesia saat ini, terutama ketiadaan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi serta penerapan UU ITE yang bisa dengan mudah mengkriminalisasi warga negara karena unggahan di media sosial.

Bagi sebagian orang, menyembunyikan identitas mereka secara online merupakan masalah yang berkaitan dengan keamanan. Georgina Halford, Hall CEO Whistleblower Inggris, berpendapat bahwa anonimitas online harus dilindungi.

"Mampu menyampaikan kekhawatiran secara anonim sangat penting bagi kebijakan dan layanan lain untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu menghentikan kejahatan, menangkap orang yang melakukannya dan datang untuk membantu korban," kata dia.

Setiap orang memiliki alasan masing-masing untuk menjadi anonim di media sosial. Adapun yang penting dicatat yakni kesadaran mereka akan data pribadi.

Menjadi ironi ketika mencoba menjadi anonim di media sosial dengan alasan keamanan, tetapi tidak membaca kebijakan privasi dan ketentuan pengguna di platform pihak ketiga.

Disadari atau tidak, sama seperti platform pada umumnya, NCL juga memanfaatkan data yang diberikan pengguna media sosial untuk kepentingan bisnis mereka.