Find Us On Social Media :

Muncul Stigma Gamers Nggak Berpendidikan, Professional Esports: Banyak yang Lulus Sarjana

By Rafki Fachrizal, Senin, 25 Juli 2022 | 14:15 WIB

Gamers

Di dunia gaming, stigma yang kerap muncul adalah bahwa para gamers-nya (pemain) malas dan kurang berpendidikan.

Professional esports talent, speaker, & consultant, Lius Andre, membantah hal tersebut dan menjelaskan bahwa para pro player pun bahkan banyak yang telah lulus S1 dan memperoleh gelar sarjana.

“Di lapangan banyak professional player yang bermain game sambil juga menyelesaikan S1 bahkan tetap bersekolah dengan homeschooling karena menganggap pendidikan itu memang penting,” ujarnya dalam acara webinar 11th Anniversary UniPin.

Sementara itu, Robertus Aditya selaku Head of Garudaku Academy, membeberkan stigma terparah yang ada di industri esports.

“Esports enggak ada masa depannya, esports kan hanya main games, bahkan banyak ahli olahraga yang mempertanyakan sisi olahraganya esports. Padahal, sejak pandemi, esports mengalami pertumbuhan pesat dan membuka banyak lapangan pekerjaan baru,” ujarnya.

Jadi, apakah stigma-stigma itu benar? Bagaimana masa depan karier di industri esports? Lebih jauh, Robertus memaparkan pengalamannya selama berkarier di industri esports.

“Dalam semua hal pasti ada resikonya, dalam bidang karier apapun, termasuk karier di industri esports. Hanya saja, kita harus bisa mengubah resiko-resiko tersebut menjadi peluang yang baik. Orang yang bisa melihat dan memanfaatkan peluang adalah orang yang bisa survive dalam karier apapun,” jelas Robertus lagi.

Senada dengan Robertus, Lius Andre selanjutnya menjelaskan kiat-kiat berkarier di industri esports.

“Di depan layar, karier sebagai pro player itu memang risky. Namun, di belakang layar, kariernya bisa jadi lebih stable. Berbekal pendidikan yang ada, ilmu-ilmu cara berbisnis, mereka harus bisa memutar penghasilannya,” ujarnya,

Dalam kesempatan yang sama, Debora Imanuella, SVP UniPin Community menambahkan bahwa industri esports yang tengah berkembang amat pesat ini masih butuh tenaga dan talenta-talenta di luar sana untuk mendukungnya.

“Kalau dilihat, talent esports itu sebenarnya bisa dibilang sedikit. Mereka yang mau masuk ke industri ini sudah takut duluan karena banyak stigma buruk di sekitarnya. Hopefully, nantinya lebih banyak orang mau berlomba-lomba untuk masuk ke industri esports,” ungkapnya.

Baca Juga: Cari Talenta Baru, UniPin Community Adakan Unity Caster Hunt