Matahari sore itu amat bersahabat. Cahayanya yang tak terlalu panas menyinari batu bata merah yang tersusun membentuk sebuah bangunan setinggi 16 meter. Tak banyak pengunjung di sore itu, sehingga kami bisa menikmati dengan leluasa terbenamnya matahari dan mengamati relief-relief yang ada di bagian bawah bangunan berundak itu.
Itulah Candi Bajang Ratu, salah satu candi peninggalan kerajaan Majapahit. Menurut catatan dari Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi atau kadang disebut gapura—karena diperkirakan merupakan pintu masuk kerajaan—ini dibangun pada abad ke-14.
Nama Bajang Ratu sendiri disematkan sebab candi ini dibuat untuk menghormati Raja Jayanegara yang juga dikenal sebagai Bajang Ratu karena dinobatkan sebagai raja saat masih “bajang” (anak-anak).
Candi atau Gapura Bajang Ratu ini ada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Kecamatan Trowulan memang diyakini sebagai pusat Kerajaan Majapahit karena di sini ditemukan banyak situs peninggalan kerajaan yang pernah dipimpin oleh Hayam Wuruk ini.
Selain Candi Bajang Ratu tadi, masih ada Candi Brahu, Candi Wringin Lawang, Candi Tikus, Kolam Segaran, dan banyak situs lainnya.
Branding “Full of Greatness Majapahit” Melihat peninggalan-peninggalan Majapahit di Trowulan, langsung terbayang betapa jayanya kerajaan ini. Majapahit memang merupakan kerajaan terbesar di Indonesia yang menguasai Nusantara, yang wilayahnya meliputi Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Kebesaran dan kejayaan Kerajaan Majapahit inilah yang coba diwujudkan kembali oleh pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui city branding mereka “Mojokerto Full of Greatness Majapahit”. Melalui branding ini, pemerintah Kabupaten Mojokerto berusaha untuk meningkatkan citra positif Kabupaten Mojokerto melalui berbagai hal.
Bupati Mojokerto, dr. Ikfina Fahmawati, M.Si, yang ditemui di pendopo Kabupaten Mojokerto mengatakan, “Kita pakai branding Mojokerto Full Majapahit Greatness, karena Kabupaten Mojokerto diyakini sebagai pusat dari kerajaan Majapahit. Artinya, greatness ini masih ada di Kabupaten Mojokerto.”
Salah satu yang dilakukan adalah dengan menampilkan kembali nuansa Majapahit pada wajah kota. Gapura kantor-kantor dibangun mirip dengan gapura Candi Wringin Lawang. Walaupun pembangunan gapura ini merupakan swadaya pemilik bangunan dan belum ada perda khusus terkait ini, namun sudah mulai bisa menampilkan “rasa” Majapahit di Kabupaten Mojokerto.
Bekerja sama dengan pemerintah provinsi Jawa Timur, mereka juga membangun homestay bergaya rumah Majapahit—lengkap dengan atap dan pagar khas Majapahit—di setiap rumah di Trowulan.
Candi Brahu, salah satu candi yang terletak di dalam kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Majapahit
Semangat Majapahit di Pelayanan Publik
Bukan hanya di penampilan kota semata, semangat kebesaran Majapahit ini juga ingin diterapkan pada aspek kehidupan masyarakat Kabupaten Mojokerto, termasuk di pemerintahan.
Seperti yang dikatakan Bupati Mojokerto, “Kerajaan Majapahit adalah kerajaan nasional terbesar sepanjang sejarah. Bukan hanya di Indonesia, namun juga meliputi Asia Tenggara. Mereka bisa besar dan kuat walaupun wilayahnya terpisah lautan, serta punya keanekaragaman dan kebhinekaan yang luar biasa. Kita ingin kebesaran Kerajaan Majapahit ini ada dalam semangat penduduk dan aspek pemerintahan.”
Salah satu yang sedang dan akan terus dilakukan adalah dengan meningkatkan layanan publik. Meskipun Mal Pelayanan Publik (MPP) masih dalam proses, namun pelayanan publik mulai ditunjang dengan teknologi dan digitalisasi. Misalnya saja pelayanan kesehatan, yang kini sudah mulai dilakukan secara digital.
Namun menurut Neng Ita–sapaan akrab Ikfina-masih banyak PR yang ingin ia lakukan untuk meningkatkan layanan publik ini. Karena itulah, ia berharap melalui program Gerakan Menuju Smart City yang sedang dilakukan di Kabupaten Mojokerto, kebesaran Majapahit dapat diangkat sehingga bisa memaksimalkan potensi yang ada.
Bentuknya mulai dari percepatan pelayanan, peningkatan taraf ekonomi masyarakat, serta terciptanya masyarakat Kabupaten Mojokerto yang lebih maju, adil, dan makmur.
Semoga saja.