Gerakan Menuju 100 Smart City tahap kedua resmi bergulir. Bertempat di Jakarta (8/5), 50 pemimpin daerah menandatangani nota kesepahaman untuk menjalani program pendampingan dalam menyusun rencana smart city di daerahnya masing-masing.
“Saya ucapkan selamat bagi 50 kota/kabupaten yang telah terpilih mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City ini” ungkap Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika RI saat memberikan sambutan dalam acara tersebut. Namun Rudiantara mengingatkan, smart city bukan sekadar belanja teknologi. “Teknologi hanyalah pengungkit atau enabler dari inisiatif smart city” tambah Rudiantara. Yang harus lebih diutamakan adalah membuat inovasi untuk meningkatkan layanan masyarakat. “Inovasi inilah yang nantinya akan didorong dengan penggunaan teknologi” tambah Rudiantara.
Dukungan Banyak Pihak
Gerakan Menuju 100 Smart City sendiri adalah program yang berlangsung sejak tahun 2017. Melalui program ini, kota dan kabupaten terpilih akan mendapatkan bimbingan untuk membuat rencana besar (master plan) terkait pembangunan smart city. Bimbingan sendiri dilakukan oleh akademisi dan praktisi smart city yang dibentuk pemerintah pusat.
Gerakan Menuju 100 Smart City ini sendiri diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika yang didukung oleh kementerian terkait yaitu Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian PAN (Pendayagunaan Aparatur Negara), Bappenas, serta Kantor Staf Kepresidenan.
Agar inisiatif smart city bisa berhasil, ada banyak faktor yang memengaruhi. “Kunci dalam membangun smart city adalah leadership dari masing-masing pemimpin kota” ungkap Samuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kepemimpinan yang kuat ini penting agar inisiatif smart city memiliki daya dorong. Faktor penting lainnya adalah dukungan masyarakat. “Dan itu bisa dicapai jika inisiatif smart city bisa langsung dirasakan masyarakat” tambah Samuel.
Agar memperoleh hasil optimal, Gerakan Menuju 100 Smart City ini juga melibatkan pelaku industri yang memiliki solusi terkait smart city. Diharapkan para pelaku industri ini bisa memberi masukan terkait masterplan smart city yang disusun daerah, sehingga tercipta rencana yang memiliki efek maksimal kepada masyarakat.
Pelaku industri yang terlibat dalam program ini adalah Indosat Ooredoo, Lintasarta, Jasnita, Philips, Pertamina, BNI, Sewatama, smartcomputerindo.com, Integrasi Network, dan Sarana Multi Infrastruktur.
Berikut adalah 50 kota/kabupaten yang akan mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City.
- Kabupaten Sukoharjo
- Kabupaten Boyolali
- Kabupaten Banyumas
- Kota Denpasar
- Kota Cimahi
- Kota Medan
- Kota Surakarta
- Kabupaten Bantul
- Kabupaten Magelang
- Kota Surabaya
- Kabupaten Batang
- Kota Binjai
- Kabupaten Bogor
- Kabupaten Kulon Progo
- Kabupaten Sumenep
- Kota Yogyakarta
- Kota Depok
- Kabupaten Langkat
- Kota Pontianak
- Kota Pekanbaru
- Kota Probolinggo
- Kota Banjarmasin
- Kota Palembang
- Kabupaten Kudus
- Kabupaten Luwu Timur
- Kabupaten Muara Enim
- Kabupaten Pati
- Kabupaten Jepara
- Kota Padang
- Kota Banjarbaru
- Kabupaten Lamongan
- Kabupaten Jember
- Kabupaten Blitar
- Kabupaten Bandung
- Kabupaten Sumbawa
- Kabupaten Tuban
- Kabupaten Deli Serdang
- Kabupaten Kendal
- Kabupaten Indramayu
- Kabupaten Kutai Timur
- Kabupaten Blora
- Kabupaten Pemalang
- Kabupaten Solok
- Kabupaten Grobogan
- Kota Manado
- Kabupaten Musi Banyuasin
- Kabupaten Morowali
- Kabupaten Pasuruan
- Kota Mataram
- Kota Sibolga