HID Global membagikan sejumlah tren yang ditemukan dari survei yang dilakukan bersama IFSEC Global sehubungan physical access control. Merupakan petikan dari laporan bertajuk "2022 State of Physical Access Control", tren-tren tersebut disampaikan HID Global secara virtual kepada beberapa media dari Indonesia, termasuk InfoKomputer, dan negara ASEAN lain belum lama ini. Melibatkan lebih dari seribu responden dari wilayah Amerika Utara, EMEA (Europe, Middle East, Africa — Eropa, Timur Tengah, Afrika), dan Asia Pasifik; HID Global meyakini keempat tren bersangkutan membentuk industri physical access control saat ini dan ke depannya. Alhasil, keempat tren physical access control yang dikedepankan bisa menjadi masukan bagi organisasi.
Alex Tan (Commercial Director, Physical Access Control Solutions, ASEAN, HID Global) menyebutkan bahwa kini makin sedikit organisasi yang menilai bahwa sistem physical access control-nya memenuhi atau melebihi persyaratan yang ditetapkan organisasi bersangkutan. Alex Tan pun menambahkan bahwa lebih dari sepertiga merencanakan untuk meng-upgrade sistem physical access control-nya dalam waktu tiga tahun. Penggeraknya sendiri disebutkan ada enam, yakni meningkatkan kenyamanan pengguna, meningkatkan postur keamanan, memperkenalkan solusi nirsentuh, memenuhi regulasi baru, mengganti sistem yang sudah mendekati masa habis kegunaannya, dan membolehkan integrasi yang lebih baik dengan sistem-sistem lain.
Adapun keempat tren physical access control yang dikedepankan HID Global adalah mengenai open standard, integrasi, dan interoperabilitas; solusi nirsentuh; mobile access; serta keberlanjutan. Seperti telah disebutkan, keempat tren itu merupakan temuan dari survei yang digelar HID Global bersama IFSEC Global tahun ini.
1. Open Standard, Integrasi, dan Interoperabilitas
Open Standard. HID Global menyebutkan bahwa sebanyak 44% responden percaya bahwa smart building alias bangunan pintar akan menjadi tren yang besar. Mereka juga percaya untuk mewujudkan dengan baik smart building tersebut, open standard alias standar terbuka harus diadopsi, tidak bisa dengan teknologi-teknologi proprietary yang membentuk silo-silo.