Find Us On Social Media :

Contoh Artificial Intelligence untuk Prediksi Risiko Ibu Melahirkan

By Liana Threestayanti, Senin, 5 September 2022 | 15:06 WIB

Banyak contoh artificial intelligence di bidang kesehatan. Yang terbaru adalah artificial intelligence untuk mengkalkulasi risiko persalinan.

Semakin banyak contoh artificial intelligence kita jumpai di bidang kesehatan. Salah satu yang terbaru adalah pemanfaatan algoritme artificial intelligence untuk melakukan kalkulasi risiko dalam proses persalinan.

Para peneliti di Mayo Clinic mengungkapkan bahwa contoh artificial intelligence ini diharapkan dapat mendorong proses persalinan yang lebih aman dan menghindari komplikasi pasca persalinan. Selain itu, pemanfaatan artificial intelligence ini juga disebut akan menekan biaya sistem kesehatan. 

Baca juga: Apa Itu Teknologi Artificial Intelligence

Untuk mengembangkan contoh artificial intelligence ini, para periset Mayo Clinic menelaah lebih dari 700 faktor klinis dan obstetris pada lebih dari 66.000 pasien berusia rata-rata 27 tahun, sejak saat pasien datang dan selama perkembangan persalinan. Hal ini terdapat dalam studi terbaru Mayo Clinic yang diterbitkan di PLOS ONE. 

Data yang dikumpulkan para periset mencakup karakteristik dasar pasien, penilaian klinis terbaru dari pasien, dan kemajuan/perkembangan persalinan kumulatif sejak pasien datang. Kemudian para periset mengembangkan skor risiko persalinan (labor risk score) untuk melakukan analisis.

Berbasis machine learning, skor risiko persalinan ini dirancang untuk memberikan lebih banyak informasi yang bersifat individual. Sementara algoritme machine learning-nya berupa Software as a Medical Device (SaMD) yang menganalisis pola-pola perubahan yang terjadi pada pasien persalinan.

Baca juga: Parkee, Alfabeta Hadirkan Contoh Artificial Intelligence untuk Sistem Perparkiran

Menurut para peneliti di Mayo Clinic, contoh artificial intelligence ini merupakan upaya penerapan algoritme machine learning untuk pertama kalinya pada pengelolaan persalinan. Namun studi ini juga menjadi indikator yang menjanjikan dalam pemanfaatan artificial intelligence untuk menekan risiko komplikasi pada kehamilan dan kematian ibu yang baru melakukan persalinan. 

“Ini adalah langkah pertama dalam penggunaan algoritme untuk memberikan panduan yang kuat kepada para dokter dan bidan saat mereka membuat keputusan penting selama proses persalinan,” ucap Dr. Abimbola Famuyide, ahli bedah ginekologi di Mayo Clinic dan penulis senior dalam studi ini seperti dikutip dari laman web Medical Design and Outsourcing.

Ia yakin, setelah validasi melalui penelitian lebih lanjut, algoritme ini dapat bekerja secara real time, yang berarti setiap input data selama persalinan seorang ibu hamil secara otomatis akan menghitung ulang risiko yang bisa menimbulkan kerugian. Hal ini tentu akan membantu mengurangi tingkat persalian dengan operasi sesar, dan sekaligus menekan komplikasi ibu serta bayinya. 

Baca juga: Contoh Artificial Intelligence Voice untuk Layanan Drive-thru

Para penulis laporan hasil studi mengatakan bahwa penggunaan algoritme berbasis machine learning akan memberikan model yang dinamis, kumumlatif, dan individual untuk keperluan memprediksi hasil persalinan pervaginam dan memfasilitasi pengambilan keputusan intrapartum.

Model artificial intelligence ini akan menjadi alternatif bagi labor chart tradisional yang saat ini digunakan para penyedia layanan persalinan. Model untuk prediksi risiko ini juga mempromosikan keputusan klinis yang bersifat individual sesuai karakteristik setiap pasien.

Contoh artificial intelligence ini juga dapat memberikan semacam peringatan dini kepada pasien di kawasan pedesaan atau terpencil sehingga para petugas kesehatan memiliki waktu yang cukup untuk memindahkan pasien ke tempat lain yang memiliki tingkat perawatan lebih tinggi. 

Di sisi lain, melalui studi ini ditemukan bahwa pemanfaatan artificial intelligence ini tidak hanya memberikan hasil yang lebih baik bagi pasien, tetapi juga menghemat biaya di sisi sistem kesehatan.

“Kemampan algoritme artificial intelligence dalam memperediksi risiko per individu selama proses persalinan akan membantu mengurangi hasil persalinan yang merugikan tapi juga menurangi biaya perawatan kesehatan yang berhubungan dengan morbiditas ibu, khususnya di AS, yang diperkirakan mencapai lebih dari US$30 miliar,” ucap  Bijan Borah, Scientific Director of Health Services and Outcomes Research untuk  Robert D. and Patricia E. Kern Center for the Science of Health Care Delivery, Mayo Clinic, seperti dikutip dari laman web Chief Healthcare Executive.