Find Us On Social Media :

Cloudera: Data, Kunci Pertumbuhan Sektor Keuangan & Telco di APAC

By Liana Threestayanti, Minggu, 18 September 2022 | 21:54 WIB

FSI dan telekomunikasi di kawasan Asia Pasifik berada di posisi terdepan dalam hal adopsi data dan analitik, menurut laporan Cloudera.

Sektor keuangan (FSI) dan telekomunikasi di kawasan Asia Pasifik (APAC) berada di posisi terdepan dalam hal adopsi data dan analitik, menurut laporan Cloudera yang disusun bersama firma penelitian pasar teknologi, Vanson Bourne.

Laporan bertajuk “Global Enterprise Data Maturity Research Report” tersebut mengungkapkan bahwa sejak awal pandemi pengeluaran sektor FSI untuk mendukung inisiatif transformasi digital meningkat sebesar 46%. Sementara industri telekomunikasi mengalami peningkatan pengeluaran sebesar 48%. Hybrid multi-cloud, data, dan solusi analitik adalah beberapa dari inisiatif transformasi digital yang dilakukan kedua sektor tersebut.  

Cukup logis jika kedua sektor ini “jor-joran” menggelontorkan investasi pada solusi big data. Pasalnya, volume data yang mereka hasilkan meningkat pesat dan banyak perusahaan di dua sektor ini ingin memanfaatkan data tersebut untuk merealisasikan target-target bisnisnya, seperti  meningkatkan kepuasan pelanggan, menciptakan revenue stream baru, atau meningkatkan efisiensi operasional. 

“Jumlah data terstruktur yang dibuat, disimpan, disalin, dan dikonsumsi secara global telah tumbuh secara eksponensial, dan jumlah total data diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2025. Untuk memahami semua data ini, perusahaan perlu memiliki strategi data enterprise,” tegas Remus Lim, Vice President, Asia Pacific & Japan, Cloudera.

Masih berdasarkan laporan Cloudera, perusahaan-perusahaan yang memiliki strategi data enterprise yang matang dan telah menerapkannya selama paling tidak 12 bulan melaporkan pertumbuhan profit lebih tinggi, rata-rata sebesar 6%. Walhasil, Cloudera menegaskan bahwa data adalah pendorong utama kinerja dan perusahaan perlu mengadopsi strategi data enterprise untuk meraih keuntungan. 

Di sisi lain, menurut Remus, para pengambil keputusan senior di seluruh Asia Pasifik melaporkan kerugian tahunan sebesar $805.441 akibat hilangnya peluang yang melibatkan data.

Temuan menarik dari survei Cloudera dan Vanson Bourne ini adalah 96% pembuat keputusan bisnis senior melaporkan bahwa cara penanganan dan pengelolaan data secara positif telah berdampak pada kinerja perusahaan. Sedangkan 64% melaporkan adanya peningkatan ketahanan melalui pemanfaatan strategi data yang matang. 

Manajemen risiko dan kepatuhan terhadap peraturan sangat penting dalam pengelolaan data di industri layanan keuangan. Bagi industri yang harus patuh pada persyaratan peraturan ketat, sangat penting untuk menggunakan data agar dapat secara akurat meningkatkan pengelolaan risiko. Menurut laporan ini, 94 persen pembuat keputusan bisnis senior FSI melihat nilai dari tata kelola yang aman dan terpusat dalam keseluruhan siklus hidup data. 

Laporan Cloudera juga menemukan, lebih dari dua perlima (43 persen) dari pembuat keputusan TI di sektor FSI dan hampir setengah (49 persen) dari pembuat keputusan TI dalam industri telekomunikasi di kawasan Asia Pasifik melaporkan peningkatan dalam pengeluaran untuk mendukung lingkungan kerja yang berubah seperti pengaturan kerja hybrid. 

Oleh karena itu, menurut Cloudera, organisasi yang memanfaatkan hybrid data cloud bisa mengakses dan menganalisis data dengan cepat dan dengan mudah untuk membuat keputusan yang didorong data dengan cepat untuk secara efektif memenuhi permintaan iklim bisnis yang sangat kompetitif.