Diskominfo Surabaya menunjuk PT SUPERTONE (SPC) untuk menyediakan 2.000 CCTV yang tersebar di 485 RW kota Surabaya. Sistem CCTV ini berfungsi sebagai pengawasan kota dan juga akan menjadi sumber raw metadata untuk analisis lanjut yang mendukung terselenggaranya smart & safe city.
Produk CCTV SPC akan dipasang melalui dua pemenang lelang yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya, yaitu PT Prima Tekno Integra dan CV Indo Sukses Mandiri. Proyek ini diharapkan dapat tuntas dan akan secara efektif beroperasi mulai November 2022. “Kami bangga bisa menjadi bagian dari pembangunan kota Surabaya sekaligus mewakili industri CCTV lokal untuk menggarisbawahi kemampuan kami dalam melayani permintaan skala nasional, mulai dari segi teknis, inovasi, hingga komitmen dalam eksekusi,” ujar Raymond Tedjokusumo, Direktur PT Supertone.
Kota Surabaya saat ini sedang menyempurnakan pembangunan Safe City dan membutuhkan mitra solusi keamanan yang tak hanya memiliki kepiawaian dalam teknologi, tetapi juga memenuhi syarat minimum Nilai TKDN dan bmp di angka 40% yang diwajibkan pemerintah pusat.
PT Supertone sendiri adalah produsen CCTV lokal pertama yang memperoleh sertifikasi TKDN, dan untuk CCTV SPC sendiri sudah memiliki total Nilai TKDN dan bmp di atas 40%. Di samping itu, CCTV SPC menjadi solusi bagi diskominfo Surabaya yang sempat melakukan tender ulang proyek karena mayoritas produk yang ditawarkan belum sesuai standar kebutuhan. Keunggulan CCTV SPC untuk kota Surabaya tak hanya dari segi kualitas gambar yang ditangkap. Dari sisi perangkat NVR (Network Video Recorder) SPC juga mendukung koneksi jaringan ke pusat pengendali dengan metode Cloud Access, Port Forwarding, dan VPN Client. Setelah terpasang, perangkat CCTV SPC akan menyediakan live video maupun rekaman video, yang akan digunakan untuk deteksi kejadian khusus seperti genangan air, tumpukan sampah, kemacetan menggunakan software Video Content Analytic dari pihak ketiga. Dengan adanya proyek CCTV untuk Kota Surabaya sendiri, PT Supertone sekaligus mampu membuka lapangan kerja bagi tenaga ahli dalam negeri, yaitu 200 operator di pabrik pembuatan CCTV.