Penulis: Erwin Sukiato, Country Manager Indonesia, Cloudera
Menyediakan tempat hidup yang lebih baik dan meningkatkan taraf hidup masyarakat adalah beberapa tugas pemerintah. Bagaimana pemanfaatan data dapat mewujudkan hal itu?
Sebagian besar hype seputar big data dan analitik berfokus pada nilai bisnis dan dampaknya terhadap bottom-line (pendapatan bersih perusahaan). Hal tersebut sangat penting bagi sektor swasta dan sektor publik.
Namun berbeda dengan institusi pemerintah. Bagi institusi pemerintahan ada misi yang lebih besar, yaitu meningkatkan taraf hidup manusia. Data membuat target yang paling ambisius dan bahkan idealis – seperti menjadikan dunia tempat yang lebih baik – menjadi sesuatu yang mungkin untuk diwujudkan.
Hal ini secara intrinsik berharga, tapi kini telah dikodifikasikan sebagai bagian dari Satu Data Indonesia dengan misi “meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah dengan mendorong pembuatan kebijakan berdasarkan data, serta untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengawasi pembangunan.” Menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik dengan data tidak hanya mulia, tapi bersifat wajib.
Hal ini terjadi di saat yang penting bagi Indonesia dan dunia. Yaitu, saat populasi dunia menghadapi tantangan yang rumit dan tidak bisa diabaikan, di antaranya:
- Perawatan populasi lansia dalam jumlah besar, karena angka harapan hidup (AHH) yang meningkat dibandingkan sebelumnya. Populasi lansia di Indonesia mencapai 29,3 juta orang atau 10,82 persen dari total populasi tahun 2021 (BPS).
- Mengatasi perubahan iklim: Indonesia mengalami 10 bencana alam berbeda, yang mengakibatkan kerugian sebesar Rp22,8 triliun setiap tahunnya. Tahun 2021 Indonesia ditimpa 3.058 kejadian bencana, dan tahun 2022, Indonesia mengalami 1.855 kejadian bencana (BNPB).
- "Mengarungi" ketegangan dan konflik geopolitik yang semakin banyak: Institusi pemerintah berada di masa yang kompleksitasnya luar biasa, mulai dari inflasi yang meningkat, perang di Ukraina, hingga lanskap ancaman keamanan siber yang besar.
- Beradaptasi dengan realita baru sosial, ekonomi, dan kesehatan publik: Pandemi COVID-19 dan faktor-faktor lainnya telah memberikan dampak yang tidak bisa dihilangkan begitu saja, terhadap bagaimana (dan di mana) orang hidup dan bekerja, termasuk peningkatan besar adopsi kerja jarak jauh, atau remote, dan hybrid, serta menciptakan urgensi baru seputar peningkatan kesehatan publik.
Sektor publik memiliki aset sangat besar dan terus berkembang untuk mengatasi hal tersebut dan masalah yang penuh tekanan lainnya, yaitu data. Data sangat penting bagi berbagai analisis dan insight cerdas yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan dengan cepat dan berdasarkan informasi, yang secara positif memberikan dampak bagi kehidupan orang-orang dan memperbaiki dunia di sekitar mereka.
Untuk mencapai visi ini, institusi pemerintah harus melakukan modernisasi dan mengoptimalkan cara mengumpulkan, mengorganisasi, mengelola, menganalisis, dan mengambil tindakan untuk data tersebut – dengan cara terbuka yang mengedepankan kepercayaan dan tanggung jawab dengan warga negara, para mitra dan pemangku kepentingan lainnya.
Inisiatif pemerintah Indonesia menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) melalui Bagi Pakai Data, sebagai upaya untuk mendukung Satu Data Indonesia, adalah upaya yang layak diapresiasi. SPBE adalah upaya konsolidasi dan penyederhanaan beragam aplikasi layanan publik dan integrasi dan interoperabilitas data lintas pemerintah pusat dan daerah. Tujuannya adalah untuk mewujudkan layanan publik yang lebih baik dan dapat diandalkan.
Ada empat hal penting dalam transformasi ini yang harus disatukan sebagai bagian dari kerangka kerja data untuk dunia yang lebih baik. Pilar-pilar tersebut termasuk:
- Kelincahan (agility): Institusi pemerintah membutuhkan tool, keahlian dan budaya untuk dengan cepat mengadopsi dan mengumpulkan sumber data baru, mengembangkan aplikasi dan produk data yang baru, serta menyediakan insight yang bisa ditindaklanjuti. Mereka tidak bisa diminta untuk memecahkan masalah hari ini dengan teknologi kemarin.
- Kepercayaan: Agar data bisa menjadikan dunia tempat yang lebih baik, orang harus bisa mempercayainya. Institusi pemerintah membutuhkan tool dan kebijakan yang menyeimbangkan transparansi, keamanan, privasi dan kepatuhan terhadap regulasi. Mereka harus menghilangkan bias dan memastikan mereka – dan mesin atau rekan algoritma mereka – memanfaatkan data dengan cara yang adil dan etis.
- Budaya yang didorong data (data-driven culture): Sektor publik harus berjalan dengan komitmen yang sama untuk mempelajari dan mengadopsi budaya yang didorong data dalam pekerjaan mereka sendiri – dan untuk mendorong budaya yang sama dalam masyarakat yang lebih luas.
- Open AI dan ML Collaboration untuk Meningkatkan Layanan Pemerintahan: Cakupan dan skala data publik – dan tantangan yang harus kita atasi – berarti bahwa upaya manusia dan kecerdasan saja tidak akan cukup. Untuk meraih target yang paling besar – meningkatkan kehidupan manusia – institusi pemerintah harus semakin mengandalkan otomatisasi dan Open AI serta Machine Learning Collaboration yang menjembatani penelitian dan layanan dengan produk data yang canggih.
Cloudera berada di posisi yang tepat untuk mendorong framework data modern ini demi dunia yang lebih baik. Kami telah mengembangkan platform data hybrid dengan memanfaatkan data lakehouse, data mesh, dan data fabric sebagai post-movement tool untuk performa misi yang optimal.
Hal tersebut dimulai dengan memanfaatkan jumlah besar data yang bergerak, terstruktur maupun tidak terstruktur dan dari berbagai jumlah besar sumber data, menjadi satu platform sehingga bisa digunakan untuk hal baik yang lebih besar.
E-book interaktif Clouderq, “Data in Motion to Accelerate Your Mission.” dapat dijadikan referensi bagi institusi pemerintah dalam memanfaatkan kekuatan data untuk menjadikan menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik. Lebih banyak informasi juga dapat diperoleh dari presentasi Carolyn Duby di Cloudera Government Forum.