Find Us On Social Media :

Wujudkan Keamanan Siber pada Masa Pemilihan Umum yang Menjelang

By Cakrawala, Selasa, 15 November 2022 | 20:00 WIB

Mendekati pemilihan umum dan pemilihan presiden di Indonesia, urgensi keamanan siber menjadi sebuah hal nyata. Partai politik, kandidat, pemerintah, dan bahkan calon pemilih harus mulai fokus dan memperhatikan sistem keamanan datanya.

Penulis: Steven Scheurmann (Regional Vice President, Palo Alto Networks ASEAN, termasuk Indonesia)

 

Perlindungan data menjadi salah satu bahan diskusi yang paling sering dibicarakan belakangan ini, terutama dengan adanya rentetan kasus pembobolan data di Indonesia yang melibatkan perusahaan swasta dan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari berbagai industri. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) juga mencatat lebih dari 714 juta kasus serangan siber di Indonesia pada tahun 2022.

Belum lama ini, sekitar 105 juta data pribadi warga negara Indonesia diduga bocor dari Sistem Informasi Partai Politik (SIPOL), jelang momentum pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) 2024. Meskipun tidak terbukti, tuduhan dan serangkaian masalah pelanggaran data lainnya telah mendorong urgensi untuk mengurangi risiko keamanan siber sesegera mungkin sebelum dimulainya momentum pesta demokrasi.

Pada pemilihan umum dan pemilihan presiden di Indonesia sebelumnya, hoaks menjadi perhatian utama, mulai dari berita palsu hingga penyebaran informasi pribadi yang tidak etis, yang berpotensi mencemarkan nama baik para kandidat. Namun, selama periode pasca-pemilihan, ada juga kekhawatiran tentang serangan siber, seperti peretasan data dan manipulasi mekanisme pemungutan suara yang melibatkan pemrosesan data elektronik, seperti penghitungan cepat. Selain itu, kekhawatiran dunia maya lainnya adalah serangan yang ditujukan untuk mendiskreditkan proses pemungutan suara.

Pemilihan mendatang juga menghadirkan peluang unik bagi para penjahat siber untuk mengadaptasi metode serangan mereka; berdasarkan kampanye politik, platform, dan perilaku kandidat (serta pemilih). Terutama ada dua jenis potensi serangan, yaitu:

Untuk mewujudkan keamanan siber pada momen pemilihan, ada beberapa solusi dan rekomendasi yang dapat diterapkan oleh pemerintah untuk mengurangi risiko keamanan siber pada sistem pemilihan, beberapa di antaranya adalah:

Selain itu, calon pemilih juga perlu melindungi diri dari serangan siber. Beberapa langkah yang dapat diterapkan individu meliputi:

Mendekati pemilihan umum dan pemilihan presiden di Indonesia, dalam dua tahun ke depan, urgensi keamanan siber menjadi sebuah hal nyata dan akan selalu relevan. Partai politik, kandidat, pemerintah, dan bahkan calon pemilih perlu menyadari bahwa para penjahat siber akan mencari kesempatan untuk meraup keuntungan dari pihak-pihak tersebut, plus mereka semua rentan terhadap serangan siber.

Saat masih ada waktu sebelum periode yang dimaksud dimulai, baik individu maupun organisasi harus sudah mulai fokus dan memperhatikan sistem keamanan data mereka. Langkah-langkah keamanan siber yang kuat dan praktik keamanan siber perlu diterapkan saat kita mempersiapkan diri untuk periode bersejarah di negara ini.