Firma riset pasar International Data Corporation atau IDC melaporkan laporan pangsa pasar HP di Indonesia selama kuartal tiga (Q3) 2022. Hasilnya, pangsa pasar HP di Indonesia turun 12,4 persen secara year-on-year (YoY) atau 14,6 persen secara quarter-on-quarter (QoQ) dengan total pengiriman 8,1 juta unit.
Associate Market Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia mengatakan penyebab pasar HP Indonesia melemah karena inflasi 5,95 YoY pada September kemarin. Inflasi itu sendiri disebabkan dari kenaikan harga BBM subsidi dan non-subsidi.
“Meningkatnya harga bahan bakar berdampak negatif pada daya beli masyarakat dan permintaan pasar,” kata Vanessa dalam keterangan resminya.
Semua HP kelas ultra-low-end (harga di bawah 100 Dolar AS atau Rp 1,5 juta) dan low-end (harga 100-200 Dolar AS atau Rp 1,5-3,1 juta) kompak Melesu. Sementara itu segmen mid-range dengan harga 200-400 Dolar AS atau Rp 3,1 juta hingga Rp 6,2 juta terlihat tetap stabil.
“Sehingga jumlah pangsa keduanya turun menjadi 75 persen dari 81 persen di Q3 2022,” katanya.
Berbeda dengan segmen HP dengan rentang harga di atas 400 Dolar AS (Rp 6,2 jutaan) yang menguat signifikan.
“Para vendor merilis produk mereka secara strategis, serta menawarkan diskon dan cashback untuk mendorong permintaan,” tutur dia.
Vanessa memperkirakan pasar smartphone di Indonesia akan terus mengalami tekanan di tengah perjuangan dunia melawan inflasi yang meroket, pergerakan kurs yang bergejolak, serta kenaikan suku bunga.
“Oleh karena itu pengiriman smartphone secara keseluruhan di tahun 2022 diperkirakan bakal lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” jelasnya.