Find Us On Social Media :

Manfaatkan Blockchain, Igloo Rilis Asuransi Indeks Cuaca untuk Petani

By Liana Threestayanti, Kamis, 17 November 2022 | 19:09 WIB

Igloo meluncurkan produk Asuransi Indeks Cuaca, asuransi yang pertama berbasis blockchain. Asuransi ini membidik para petani padi.

Perusahaan insurtech regional Igloo meluncurkan produk Asuransi Indeks Cuaca, asuransi yang pertama berbasis blockchain. Asuransi ini membidik para petani padi yang belum terlayani asuransi. 

Apa itu asuransi indeks? Asuransi ini merupakan pendekatan baru dan inovatif untuk mengatasi risiko kerugian petani padi akibat bencana alam atau cuaca yang tidak menentu dengan memanfaatkan data indeks cuaca yang telah ditentukan sebelumnya.

Igloo berharap asuransi akan mempermudah petani padi mendapatkan akses asuransi dan harga yang lebih terjangkau. Asuransi berbasis blockchain ini memanfaatkan kontrak pintar (smart contract) yang dapat mengotomatisasi klaim berdasarkan tingkat curah hujan yang terjadi.

Asuransi ini pertama kali dihadirkan Igloo di Vietnam dengan menggandeng PVI Insurance, Vietnam Meteorological and Hydrological Administration (VNMHA), dan perusahaan reasuransi internasional, SCOR.

Menurut keterangan tertulisnya, Igloo mengembangkan asuransi ini untuk menjawab tantangan kondisi cuaca yang tidak menentu dan berdampak pada para petani padi. Contohnya di Sumatera Selatan, daerah penghasil beras terbesar ke-4 di Indonesia, mengalami penurunan hasil panen padi hingga 1,7 ton tahun 2021, menurut data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumatera Selatan.

Igloo dengan teknologi insurtech end-to-end berupaya menciptakan solusi tepat guna yang didukung oleh ekosistem untuk menghadirkan asuransi pertanian yang dibutuhkan. 

Di Vietnam, Asuransi Indeks Cuaca  telah melindungi lebih dari 5.000 hektar lahan dan ditargetkan untuk melindungi 50.000 hektar dalam beberapa musim ke depan melalui kerja sama dengan sejumlah perusahaan milik negara dan swasta. 

Vietnam merupakan salah satu dari lima negara pengekspor beras terbesar di dunia, dengan 95% hasil ekspor berasal dari wilayah Delta Mekong. Meski demikian, produksi pangan tidak lepas dari tantangan kondisi iklim yang kurang baik, seperti banjir dan perubahan pola curah hujan yang mampu menurunkan produksi para petani padi.

“Asuransi Indeks Cuaca kami membantu mengurangi resiko yang dihadapi petani padi akibat kondisi cuaca buruk dan merugikan. Produk ini memungkinkan proses penyelesaian klaim yang lebih cepat, sederhana, dan objektif, serta membantu memberikan kemudahan proses pembayaran, berdasarkan peristiwa yang terjadi dan metrik resmi yang dapat diakses publik,” ungkap Raunak Mehta, Co-Founder dan CEO Igloo.   

Asuransi Indeks Cuaca menggunakan data curah hujan dari Vietnam Meteorological and Hydrological Administration (VNMHA) dan dipantau oleh Igloo, asuransi parametrik ini akan membayar kerugian berdasarkan kalkulasi yang telah ditentukan akibat cuaca atau bencana alam. Selain itu, para petani juga dapat dengan mudah dan cepat mengajukan klaim tanpa perlu melakukan verifikasi individual sehingga biaya transaksi lebih terjangkau. Pengaturan pembayaran klaim berbasis blockchain yang diberikan juga mampu meningkatkan transparansi dan konsistensi sehingga menciptakan sistem yang kredibel.

“Tingkat perubahan iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya, ditambah dengan menurunnya rantai pasokan  akibat COVID-19, mendorong kebutuhan adanya solusi asuransi pertanian bagi komunitas petani kecil. Igloo berupaya memberikan pendekatan yang terintegrasi dengan ekosistem yang lebih luas untuk memperkuat tingkat ketahanan petani yang berfokus pada inovasi produk dan distribusi. Peluncuran Asuransi Indeks Cuaca berbasis blockchain pertama ini telah memperkuat komitmen kami untuk membuat asuransi lebih mudah diakses dan terjangkau melalui teknologi,” tambah Raunak. 

Ke depannya, Igloo akan memperluas solusi asuransi Indeks Cuaca di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sebagai negara penghasil beras terbesar ke-3 di dunia. Tingginya risiko akibat perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu diharapkan dapat teratasi dengan solusi Asuransi Indeks Cuaca  serta melindungi petani dari kerentanan finansial untuk menanam kembali.

Hingga saat ini, Igloo telah memfasilitasi lebih dari 300 juta polis di Asia Tenggara dan berencana untuk memperluas solusi perlindungan ke sektor yang belum terlayani asuransi dengan pemanfaatan teknologi yang canggih. Potensi bisnis Igloo yang kuat terletak pada pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara yang diperkirakan mencapai 300 miliar dolar Amerika pada tahun 2025. Meningkatnya penetrasi asuransi digital membuka peluang baru bagi pemain digital dan perusahaan asuransi yang bernilai lebih dari 10 miliar dolar Amerika di kawasan ini.