Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berhasil menjembatani penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan-perusahaan Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UAE).
Penandatanganan MoU senilai 2,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 45,5 triliun tersebut dilakukan pada rangkaian acara B20 Summit Indonesia di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).
Proses penandatanganan MoU disaksikan oleh Menteri Perdagangan Luar Negeri UAE Dr Thani Ahmed Al Zeyoudi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Duta Besar UAE untuk Indonesia Abdula Salem Obeid Aldhaheri.
Dari total 24 MoU, sebanyak 13 di antaranya membahas sektor yang sejalan dengan prioritas Presidensi G20. Rinciannya, empat MoU membahas sektor kesehatan, dua MoU membahas sektor transformasi digital, dan tujuh MoU membahas sektor transisi energi.
Baca Juga: Xapiens, Sang Pengawal Keamanan Siber B20 Summit Indonesia 2022
Selain itu, terdapat pula lima sektor lain yang dibahas dalam MoU, di antaranya infrastruktur lingkungan dan perubahan iklim, bea cukai, agrikultur dan ketahanan pangan, serta bidang pertahanan dan industri penerbangan.
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengungkapkan, tujuan dibuatnya MoU tersebut adalah untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dengan UAE.
“Kami berharap, melalui tujuh MoU government to government dan 17 MoU business to business yang telah ditandatangani, nilai perdagangan antar kedua negara bertambah dan berdampak positif terhadap kesejahteraan secara berkelanjutan, baik bagi Indonesia maupun Uni Emirat Arab,” kata Arsjad dalam keterangan tertulis yang diterima Infokomputer, Selasa (22/11/2022).
Arsjad juga menjelaskan, kerja sama perdagangan antara Indonesia dan UAE selama ini terus bertambah.
Baca Juga: B20 Investment Forum Mendorong 18 Perusahaan dari 11 Negara Tandatangani MoU Senilai Rp 75 Triliun
Pada 2021, total perdagangan Indonesia di UAE mencapai 4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 62,7 triliun. Angka tersebut meningkat 21 persen jika dibandingkan total perdagangan pada 2018 yang berjumlah 3,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 51,7 triliun.
“Sementara, perdagangan periode Januari-September tahun ini juga meningkat sebesar 32 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” imbuh Arsjad.