Microsoft akan melakukan PHK massal sebanyak 10.000 karyawan hingga akhir Q3 FY23.
Hal itu terungkap dari sebuah memo CEO Microsoft Satya Nadella bahwa Microsoft akan membuat kebijakan bisnis baru yang membuat pengurangan tenaga kerja secara keseluruhan hingga 10.000 pekerjaan
Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan sebanyak lebih dari 800 karyawan telah diberitahu dan seluruh 10.000 karyawan bakal di-PHK pada akhir Maret mendatang.
Korban kebijakan PHK itu adalah terbesar yang pernah dilakukan Microsoft, melampaui pengurangan 5.800 pada 2009 dan kedua dari 18.000 posisi yang dipotong pada 2014.
"Perusahana akan terus merekrut di area strategis utama," kata Satya Nadella seperti dikutip The Verge.
Nadella memastikan karyawan Microsoft asal AS yang terkena dampak akan menerima upah pesangon lebih tinggi dari pasaran, perlindungan perawatan kesehatan selama enam bulan, melanjutkan vesting saham selama enam bulan, layanan transisi karir, dan pemberitahuan 60 hari sebelum pemutusan hubungan kerja.
Karyawan Microsoft yang paling besar menjadi korban PHK massal adalah karyawan yang bekerja di HoloLens dan Microsoft Edge serta memengaruhi pekerja di tim pemasaran Microsoft dan di 343 Industri dan Bethesda.
Saat ini Microsoft memiliki lebih dari 220.000 karyawan dan putaran terakhir PHK ini memengaruhi sekitar 5 persen tenaga kerjanya.
Microsoft akan mengumumkan pendapatan kuartal kedua fiskal 2023 pada 25 Januari, dan pemotongan serta biaya 1,2 miliar Dolar AS dengan jelas menandakan beberapa target pendapatan yang terlewatkan di bagian bisnis Microsoft.
Microsoft mengakhiri tahun fiskal 2022 dengan pendapatan 198 miliar Dolar AS dan pendapatan operasional 83 miliar Dolar AS, dengan Microsoft Cloud-nya melampaui 100 miliar Dolar AS pendapatan tahunan untuk pertama kalinya.
Microsoft adalah yang terbaru dalam jajaran perusahaan Teknologi Besar yang mengumumkan PHK.
Sebelumnya, Meta mengumumkan PHK terhadap 11.000 karyawan pada tahun lalu dan PHK besar-besaran Amazon akan memengaruhi 18.000 karyawan.