Badai PHK masih menghantam perusahaan teknologi pada awal tahun ini. Kini giliran IBM yang mem-PHK 3.900 orang sebagai bagian dari rencana divestasi aset IBM dan dampak dari gagalnya target pemasukannya selama Q4 2022.
Kebijakan PHK IBM itu ini ada kaitannya dengan spinoff atau pemisahan divisi Kyndryl dan unit AI Watson Health serta membuat saham IBM turun 2 persen. PHK itu juga membuat IBM harus menyiapkan dana sebesar USD 300 juta pada periode Januari - Maret 2023.
"Tampaknya pasar kecewa dengan jumlah pegawai yang terkena PHK, yang hanya 1,5 persen dari total pegawainya. Investor berharap (IBM) melakukan langkah PHK yang lebih besar," kata Jesse Cohen, analis senior di Investing.com seperti dikutip Reuters.
Namun, Chief Financial Officer James Kavanaugh memastikan IBM masih akan terus merekrut pegawai baru untuk divisi riset dan pengembangan software konsumen.
Sebagai informasi, aliran cash flow IBM mencapai USD 9,3 miliar pada 2022, jauh di bawah target USD 10 miliar. Hal itu dikarenakan kebutuhan modal kerja yang lebih tinggi dibanding perkiraan.
Pada Oktober tahun lalu, IBM menandai kelemahan dalam pemesanan baru di Eropa Barat sementara rekan Accenture Plc mencatat kelemahan dalam bisnis konsultasinya.
Begitu pun dengan Cognizant Technology Solutions Corp pada bulan November memangkas perkiraan tahun 2022 karena mundurnya kontrak.
Meski pertumbuhan bisnis IBM di sektor software dan consulting melambat, bisnis cloud IBM menguat lewat perjanjian bisnis yang meningkat dua kali lipat selama 2022, seperti kerja sama dengan Amazon Web services dan Microsoft Azure.
Pertumbuhan bisnis hybrid cloud IBM meningkat 2 persen pada kuartal yang berakhir pada 31 Desember tersebut.
Namun total pendapatan terbilang datar (flat) di $16,69 miliar pada periode tersebut, dibandingkan dengan perkiraan analis sebesar $16,40 miliar, menurut Refinitiv.
Meski saat ini ekonomi menurun imbas inflasi yang tinggi dan bayangan resesi, namun sepanjang 2022, IBM mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 5,5%, tertinggi dalam satu dekade.
Sebelumnya raksasa-raksasa teknologi dunia sudah mengambil langkah drastis. Microsoft mengumumkan PHK terhadap 11.000 karyawan. Begitu juga dengan META (11.000), Twitter (4.440), Amazon (18.000), dan Google Alphabet(12.000).