BuzzFeed menyatakan akan menggandeng pengembang ChatGPT, OpenAI, untuk memperkaya kontennya. Padahal sebelumnya perusahaan media internet ini sempat mengungkap rencana mem-PHK 12% karyawannya.
Melalui memo untuk para karyawan, CEO Jonah Peretti menyatakan akan memberikan peran yang lebih besar bagi teknologi artificial intelligence, seperti ChatGPT, baik di sisi editorial maupun di operasional bisnis.
Tahun ini, menurut Perreti, konten-konten yang dibuat dengan artificial intelligence sudah meningkat dari tahap R&D ke bisnis inti perusahaan.
Salah satu konten berbasis artificial intelligence yang sedang disiapkan BuzzFeed adalah kuis kepribadian. Kuis ini akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada user. Kemudian berdasarkan respons user, artificial intelligence akan membuat tulisan yang unik dan bisa dibagikan oleh audiens.
Selain konten, teknologi artificial intelligence juga akan dimanfaatkan BuzzFeed untuk membantu karyawan meningkatkan kualitas konten, melalui proses brainstorming ide dan personalisasi konten. Menurut Jonah Peretti, terobosan-terobosan dalam artificial intelligence telah membuka sebuah era baru dalam kreativitas sehingga manusia dapat memanfaatkan kreativitas dengan cara-cara baru.
Di sisi lain, BuzzFeed juga berharap teknologi besutan pengembang ChatGPT juga akan membawa angin segar bagi bisnis. Sebagai informasi, sejak setahun terakhir, perusahaan media internet ini tengah mengalami kelesuan bisnis setelah nilai sahamnya anjlok sebesar hampir 40%.
Namun nilai saham BuzzFeed meroket lebih dari 150%, menjadi US$2 per saham saat perusahaan yang bermarkas di New York, AS, ini mengabarkan rencana kerja samanya dengan OpenAI.
AI Bukan Strategi PHK
Keputusan BuzzFeed untuk memanfaatkan teknologi artificial intelligence ini mengundang beragam tanggapan dari para karyawannya, mulai dari persoalan copyright, isu legal, dan fact-checking konten sampai dengan pengurangan karyawan.
Menanggapi isu PHK akibat AI, melalui juru bicara BuzzFeed, Peretti menegaskan bahwa AI bukanlah strategi pengurangan tenaga kerja. Menurutnya, AI adalah alat untuk membuat karyawan lebih kreatif dan efisien.
Lebih lanjut, Jonah Peretti menyatakan bahwa adalah suatu kesalahan jika perusahaan media digital memanfaatkan AI hanya untuk menghemat biaya dan membuat konten berkualitas rendah. Menepis kekhawatiran para karyawannya, ia menegaskan bahwa hal itu bukan pendekatan yang digunakan BuzzFeed dan ada banyak cara yang lebih kreatif untuk memanfaatkan AI.
Bukan hanya BuzzFeed yang melirik pemanfaatan ChatGPT dan teknologi artificial intelligene. CNET dikabarkan telah melakukan uji coba terhadap model AI yang dikembangkan secara internal untuk membantu para editor membuat berita-berita terkait topik keuangan.