Apple sedang mengembangkan flagship iPhone terbaru iPhone 15 Ultra yang menjadi iPhone termewah dan termahal sekaligus mengalahkan varian Pro dan Pro Max.
Sebelumnya, Bloomberg melaporkan Apple sedang mempertimbangkan untuk menggantikan iPhone 15 Pro Max dengan iPhone 15 Ultra. Apple ingin menawarkan iPhone yang lebih powerful dan mahal kepada pelanggan berduit. “iPhone telah menjadi bagian kehidupan orang-orang dan banyak pengguna yang berusaha keras mendapatkan yang terbaik," kata CEO Apple Tim Cook seperti dikutip Engadget.
Analis Bloomberg Mark Gurman memprediksi iPhone Ultra akan mengusung prosesor super cepat, layar yang lebih besar, dan kualitas kamera yang lebih profesional dibanding versi Pro dan Pro Max. Rencananya, iPhone 15 Pro Ultra bakal meluncur pada 2024, bersamaan dengan peluncuran iPhone 16 series. Perangkat itu juga mungkin akan mengandalkan wireless charging sehingga port charging-nya dihilangkan.
Harga iPhone Ultra kemungkinan akan lebih mahal daripada iPhone 14 Pro Max, yang saat ini dijual dengan harga mulai dari USD 1.099. Apple sendiri "memaksa" pengguna untuk membayar lebih mahal jika ingin menggunakan fitur eksklusif di iPhone Pro dan Pro Max.
Pendapatan Anjlok
Awan kelabu menutupi Apple pada awal tahun ini karena laporan keuangan yang merah. Apple melaporkan pendapatan senilai USD117,2 miliar atau Rp1.771,4 triliun pada kuartal terakhir tahun 2022, turun 5 persen dan membuat laba perusahaan turun 13 persen menjadi USD30 miliar.
CEO Apple Tim Cook mengungkapkan penurunan angka penjualan Apple disebabkan oleh sempat berhentinya pasokan produksi iPhone di China.
Sebagai informasi, Foxconn sendiri telah menghentikan proses produksi pabriknya di Zhengzhou, China sebagai basis produksi iPhone 14 Pro dan Pro Max.
Tentunya berkurangnya produksi itu membuat pasokan atau ketersediaan iPhone 14 series langka di pasar.
Dampaknya, penjualan iPhone 14 series turun USD65,8 miliar atau 8 persen dari tahun sebelumya dan penjualan computer Mac turun hingga 29 persen.
Penyebab lainnya, penguatan nilai tukar Dolar Amerika Serikat (AS) di berbagai negara juga merugikan Apple. Apple memperingatkan investor bahwa masalah valuta asing ini akan menghambat penjualan sebesar 10 persen.
Krisis perang Ukraina dan pandemi Covid-19 juga turut melemahkan ekonomi global dan meningkatkan biaya hidup sehingga mereka enggan membeli iPhone 14 series yang harganya mahal.