Seiring viralnya ChatGPT, rivalitas dalam pengembangan chatbot AI kian memanas. Nama-nama besar di dunia teknologi, seperti Microsoft, Google, dan Baidu, berbondong-bondong mengembangkan model artificial intelligence sejenis.
Baru-baru ini induk perusahaan Google, Alphabet, dikabarkan telah menggelontorkan investasi sebesar US$400 juta untuk mendanai startup artificial intelligence Anthropic yang sedang mengembangkan rival ChatGPT, seperti diberitakan oleh LA Times.
Baca juga: Lagi Viral, Apa Itu ChatGPT dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
Kabar kemitraan ini disampaikan oleh Anthropic di blog resminya. “Kami bermitra dengan Google Cloud untuk mendukung fase Anthropic selanjutnya, di mana kami akan menyebarkan (deploy) sistem AI kami ke lebih banyak orang,” tulis CEO Anthropic, Dario Amodei, tanpa memberikan rincian finansialnya.
Dengan kemitraan ini, Anthropic akan dapat mendeploy model AI-nya pada infrastruktur Google Cloud yang disebut Amodei memiliki kinerja dan skala yang dibutuhkan. Tidak hanya computing power yang bisa dimanfaatkan Anthropic untuk melatih dan mendeploy model AI-nya. Startup yang didirikan oleh mantan petinggi OpenAI, termasuk dua bersaudara Daniela dan Dario Amodei, akan memperoleh akses untuk menggunakan chip AI canggih milik Google.
Perusahaan yang didirikan pada 2021 ini diketahui pada bulan Januari lalu merilis chatbot bernama Claude untuk diuji coba secara terbatas. Dan Anthropic menaruh harapan besar bahwa Claude akan mampu bersaing dengan ChatGPT. Belum diketahui dengan pasti kapan Claude akan dirilis ke publik. Namun Anthropic menyatakan, chatbot-nya akan tersedia dalam waktu beberapa bulan ke depan.
Sementara CEO Google Cloud, Thomas Kurian menjelaskan bahwa kemitraan dengan Anthropic adalah satu contoh bentuk dukungan Google Cloud bagi user maupun bisnis dalam memanfaatkan kekuatan artficial intelligence yang andal dan bertanggung jawab.
Kurian menegaskan, Google Cloud menyediakan infrastruktur terbuka bagi startup AI. Hal ini mengingat tren yang terjadi saat ini, yaitu berevolusinya artificial intelligence yang semula masih menjadi bagian dari riset akademis, dan kini menjadi salah satu pendorong terbesar dalam perubahan teknologi. “(Artificial intelligence) Menciptakan peluang-peluang baru untuk pertumbuhan dan layanan yang lebih baik di semua industri,” imbuh Thomas Kurian.
Kemitraan semacam ini dinilai akan menguntungkan kedua belah pihak. Di satu sisi, perusahaan yang lebih mapan, seperti Google Cloud, memiliki kesempatan untuk mengakses sistem AI saat masih dalam tahap pengembangan. Sementara startup AI dapat memanfaatkan pendanaan dan sumber daya cloud computing yang disediakan para tech giant ini untuk membuat model AI-nya lebih andal.
Seperti dikatakan Dario Amodei, kemitraan dengan Google Cloud akan memungkinkan Anthropic membangun platform AI yang lebih kuat.