Find Us On Social Media :

Bard Salah Jawab, Chairman Alphabet: Google Ragu Rilis Rival ChatGPT

By Liana Threestayanti, Selasa, 14 Februari 2023 | 21:44 WIB

Chairman Alphabet Inc. angkat bicara usai Google dapat banyak kritikan gara-gara Bard, si pesaing ChatGPT, salah jawab,

Chairman Alphabet Inc. angkat bicara usai Google dapat banyak kritikan gara-gara Bard, si pesaing ChatGPT salah jawab.

Seperti diberitakan sebelumnya, chatbot artificial intelligence Google, yaitu Bard, salah memberikan jawab dalam video promosinya. Seketika CEO Google, Sundar Pichai, pun dihujani kritikan oleh para karyawannya sendiri.

Tidak hanya itu, peristiwa ini juga dikabarkan membuat saham perusahaan induk Google, Alphabet Inc., saat itu turun sebesar 8,9% menjadi US$98,04, seperti dilansir Business Insider. Angka tersebut disebut paling rendah sejak 31 Januari lalu.

Mengomentari kejadian ini, Chairman Alphabet Inc., John Hennessy mengemukakan bahwa Google sebenarnya ragu-ragu meluncurkan pesaing ChatGPT itu. 

"Menurut saya, Google ragu-ragu untuk membuat produk ini karena menurutnya ini belum benar-benar siap untuk sebuah produk, tetapi, menurut saya, sebagai sebuah demonstrasi, ini adalah teknologi yang hebat," ujarnya saat berbicara di konferensi TechSurge, kemarin, seperti dikutip dari CNBC.com. Komentar ini setidaknya mengungkap ketidaksiapan dan keraguan Google ketika merilis Bard.

Langkah Google yang terkesan lambat dalam meluncurkan pesaing ChatGPT, dinilai Hennessy, antara lain, karena memang Bard masih memberikan jawaban yang salah. 

“Anda tentu tidak ingin mengeluarkan sistem yang mengatakan hal-hal yang salah atau terkadang mengatakan hal-hal yang toksik,” katanya lagi. 

Komentar senada juga pernah disampaikan Sundar Pichai saat menanggapi pertanyaan para karyawannya mengenai ketertinggalan Google dari ChatGPT.  

Hal ini setidaknya memperlihatkan ketatnya rivalitas di ranah chatbot AI saat ini. Peluncuran Bard sendiri dilakukan hanya satu hari sebelum Microsoft memamerkan search engine Bing dengan teknologi AI yang dikembangkan OpenAI, pengembang ChatGPT.

John Hennessy berpendapat generative AI masih membutuhkan waktu satu atau dua tahun lagi sebelum benar-benar bisa menjadi tool yang bermanfaat bagi kalangan yang lebih luas.