Find Us On Social Media :

Sistem Artificial Intelligence Berhasil Terbangkan F-16 Selama 17 Jam

By Liana Threestayanti, Kamis, 16 Februari 2023 | 20:19 WIB

Sebuah sistem artificial intelligence diberitakan berhasil menerbangkan jet tempur F-16 selama 17 jam.

Sebuah sistem artificial intelligence diberitakan berhasil menerbangkan jet tempur F-16 selama 17 jam di pangkalan udara militer Edwards Air Force Base di California, AS.

Keberhasilan ini memperlihatkan untuk pertama kalinya, penggunaan artificial intelligence untuk menerbangkan sebuah pesawat taktis. Eksperimen ini juga diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan pesawat jet yang dikemudikan sepenuhnya oleh komputer. 

Algoritme AI dalam uji coba ini dikembangkan oleh program Combat Evolution (ACE) dari Defense Advanced Research Projects Agency atau DARPA. Sebagai informasi, DARPA merupakan agensi dari Departemen Pertahanan AS yang bertanggung jawab atas riset dan pengembangan teknologi baru untuk kebutuhan militer AS.

Program ACE ini dimulai pada tahu2019. Dalam tiga tahun, program ini telah berkembang dari mengendalikan simulasi pesawat F-16, pertempuran udara, dan layar komputer sampai menangani F-16 yang terbang langsung (live flying). 

Uji coba ini dilakukan menggunakan pesawat F-16 yang bernama Variable In-flight Simulation Test Aircraft (VISTA) X-62A. Pesawat ini dikembangkan oleh Lockheed Martin Skunk Works dan Calspan Corporation, yang merupakan modifikasi dari F-16D Block 30 Peace Marble II yang ditingkatkan dengan avionik Block 40.

“Kami melakukan beberapa sorti [lepas landas dan mendarat] dengan banyak titik uji atau test point yang dilakukan pada setiap sorti untuk menguji algoritma dalam berbagai kondisi awal, terhadap berbagai musuh dan kemampuan senjata yang disimulasikan,” jelas Letnan Kolonel Angkatan Udara Ryan "Hal" Hefron, Program Manager DARPA untuk ACE, seperti dikutip dari Foxnews.. 

Menurut Ryan Hefron, proses uji coba ini tidak mengalami masalah besar, tapi ada beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan hasil berbasis simulasi. Hal ini menurutnya sudah diprediksi akan terjadi saat bertransisi dari virtual ke live.