ASEAN Business Advisory Council (ASEAN–BAC) melanjutkan kegiatan roadshow ke Vietnam pada Minggu (12/3/2023) sampai Selasa (14/3/2023). Roadshow kali ini bertujuan untuk mempromosikan integrasi dan kerja sama ekonomi untuk mewujudkan ASEAN Centrality.
Roadshow yang bergerak di bawah kepemimpinan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid tersebut membuahkan hasil yang positif. Salah satunya adalah penyelenggaraan forum promosi bisnis dan perdagangan antara Indonesia dan Vietnam.
Forum tersebut nantinya akan menjadi platform untuk mengidentifikasi sektor-sektor utama di Indonesia dan Vietnam yang dapat dikolaborasikan, serta mempromosikan proyek-proyek hijau. Harapannya, forum tersebut dapat menumbuhkan ekonomi dan menghasilkan kemitraan yang nyata.
Forum tersebut juga akan menjadi bagian dari kegiatan menuju ASEAN Business Investment Summit dan ASEAN Business Awards.
Baca Juga: ASEAN Foundation: Keterampilan Digital Kaum Muda Perlu Ditingkatkan
Menurut Arsjad, Indonesia dan Vietnam memiliki peran penting dalam memperluas posisi ASEAN sebagai pemegang kunci ekonomi global. Jika produk domestik bruto (PDB) dari kedua negara tersebut digabungkan, jumlahnya melebihi 60 persen dari total PDB seluruh kawasan ASEAN.
Keberhasilan Vietnam dalam pembangunan ekonomi Asia Tenggara juga tidak terlepas dari posisi negara yang strategis, perluasan pasar domestik, dan tingkat pertumbuhan PDB tahunan rata-rata yang lebih dari 6 persen sejak 1986.
Sementara itu, partisipasi proaktif Vietnam dalam prakarsa ekonomi ASEAN, seperti sebagai Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), juga menyoroti komitmen negara tersebut untuk memperkuat integrasi dan kerja sama ekonomi di kawasan tersebut.
“Kemitraan berkelanjutan Indonesia dan Vietnam dalam konektivitas ekonomi memainkan peran yang sangat penting untuk memperluas posisi kawasan ASEAN sebagai pemain ekonomi global utama. Dengan letak kedua negara yang strategis di peta Indo-Pasifik, kawasan ini berpotensi menjadi ‘magnet’ pertumbuhan global selanjutnya,” kata Arsjad dalam siaran pers yang diterima Infokomputer, Rabu (15/3/2023).
Baca Juga: Nilai Transaksi GoFood di RI dan Vietnam Berhasil Tumbuh 2 Kali Lipat
Selain mengukuhkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Vietnam, roadshow tersebut juga memiliki misi untuk mendorong partisipasi Vietnam dalam mewujudkan lima prioritas dan delapan legacy projects ASEAN-BAC.
Adapun prioritas tersebut meliputi kerja sama perdagangan regional, pembangunan berkelanjutan, transformasi digital, ketahanan pangan dan kesehatan, serta yang terbaru adalah ASEAN Business Entity.
Sementara itu, delapan legacy projects yang telah disusun fokus membangun dan meningkatkan investasi intra-ASEAN yang lebih kuat melalui pemberian insentif terhadap perusahaan di kawasan tersebut. Hal ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem usaha yang terintegrasi antarnegara di kawasan ASEAN.
Kerjasama ekonomi Indonesia-Vietnam
Sebelumnya, Indonesia dan Vietnam sendiri telah menjalin kemitraan di berbagai sektor, seperti pembangunan pedesaan, pemanfaatan batu bara dan gas, serta kerja sama hukum.
Baca Juga: Alasan Beijing Rajai Pengembangan Artificial Intelligence di Dunia
Vietnam sendiri menempati peringkat ke-11 di antara mitra dagang utama Indonesia dengan volume perdagangan sebesar 14 miliar dollar AS pada 2022.
Perusahaan Indonesia telah berinvestasi secara signifikan di Vietnam dengan 106 proyek investasi valid senilai 638,9 juta dollar AS. Selain itu, lebih dari 40 perusahaan Indonesia beroperasi di Vietnam. Perusahaan tersebut memproduksi barang dan jasa, baik untuk pasar maupun ekspor Vietnam.
Sementara itu, perusahaan Vietnam juga telah menginvestasikan 59 juta dollar AS dalam 17 proyek di Indonesia pada sektor perdagangan, teknologi informasi, dan pertanian.
Ketua Alternatif ASEAN–BAC Bernardino Vega mengatakan bahwa Indonesia dan Vietnam telah sering melakukan pertukaran delegasi dan menandatangani sejumlah kesepakatan dan perjanjian kerja sama, termasuk deklarasi visi bersama untuk kerja sama pertahanan periode 2017-2022.
Baca Juga: INDELIX 2022: Literasi Digital Kota Bandung & Kabupaten Sleman Tertinggi
Pada Desember 2022, misalnya, Indonesia dan Vietnam secara resmi mengumumkan penetapan batas Zona Ekonomi Eksklusif berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut 1982 dengan menghormati hak ekonomi masing-masing negara.
“Kami percaya bahwa terdapat beberapa peluang ekonomi potensial yang dapat dijajaki antara kedua negara, yang juga dapat berkontribusi dalam penguatan kawasan ASEAN,” ujar Bernardino.
Pada roadshow yang digelar selama tiga hari berturut-turut tersebut, Arsjad dan delegasi bisnis ASEAN-BAC Kadin pun bertemu dengan beberapa pemangku kepentingan, seperti Vietnam Central Bank, Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Vietnam, Ketua Komite Rakyat Kota Thu Duc dan Kota Ho Chi Minh, Ketua Vietjet, Perusahaan Mekanik Transportasi Saigon, dan Vietnam Chambers of Commerce.
Bersama dengan para pemangku kepentingan tersebut, delegasi ASEAN-BAC juga membahas kolaborasi legacy ASEAN-BAC, seperti ASEAN QR Code dan Inclusive Closed Loop, serta percepatan pengembangan sektor-sektor utama yang disorot oleh Presiden Joko Widodo, seperti pembangunan infrastruktur, energi terbarukan, dan pemanfataan teknologi mutakhir di berbagai sektor.