Find Us On Social Media :

Terus Tumbuh, Bagaimana Prospek Bisnis Perangkat IoT di Indonesia?

By Adam Rizal, Selasa, 21 Maret 2023 | 09:00 WIB

Ilustrasi IoT

Saat ini penggunaan layanan digital di Indonesia ikut berdampak pada tumbuh pekembangnya Internet of Things (IoT). Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) mengatakan potensi bisnis IoT di Indonesia sangat cerah di masa depan.

Pada 2022, Asioti mengungkapkan potensi pasar IoT di Indonesia sudah mencapai USD26 miliar atau sekitar Rp372 triliun.

Angka itu terutama bersumber dari sembilan sektor yakni makanan, minuman, kesehatan, pertanian, perkebunan, tambang, dan perminyakan. Jika dirincikan lagi, layanan IoT terbesar adalah dari sektor aplikasi sebesar 45%, platform 33%, perangkat 13%, dan jaringan 9%.

Ketua Umum Asioti Teguh Prasetya mengatakan pasar IoT di Indonesia diprediksi mencapai USD 40 miliar atau sekitar Rp 572,7 triliun pada 2025 mendatang dengan 678 perangkat IoT terhubung.

"Potensi besar ini seiring dengan minat serta kebutuhan dari masyarakat yang ada," ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

Ada tiga faktor yang akan meningkatkan pasar IoT di Indonesia yaitu solusi IoT mampu meningkatkan operasional dan efisiensi, meningkatkan kualitas kesehatan dan keamanan, dan meningkatkan produktivitas atau penjualan.

Data Indonesia IoT Forum menunjukkan kemungkinan ada 400 juta perangkat sensor di Indonesia yang telah terpasang IoT.

Sedangkan, data IoT-Analytics per Mei 2022 menyebutkan, konektivitas IoT di seluruh dunia sepanjang 2021 tumbuh sebesar 8% menjadi 12,2 miliar pengguna aktif. Karena itu, sumbangan 400 juta perangkat dari Indonesia sebenarnya relatif masih sangat rendah.

Meningkat Selama Pandemi

C-levels Qlue

Qlue mendorong optimalisasi teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) bagi sektor bisnis di Indonesia. Optimalisasi teknologi AI dan IoT diharapkan akan meningkatkan skalabilitas dunia usaha ke level yang lebih tinggi dalam aspek operasional harian.Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan, perkembangan teknologi akan semakin masif sehingga seluruh aspek bisnis harus cepat beradaptasi dengan baik. Pandemi COVID-19 juga menjadi salah satu katalis utama yang mendorong seluruh sektor untuk bertransformasi secara bisnis demi menciptakan operasional yang lebih optimal.Teknologi AI dan IoT sendiri merupakan teknologi yang pemanfaatannya terus meningkat karena dimensi perkembangan kebutuhan bisnis yang terpengaruh kondisi sosial dan ekonomi saat ini.Rama mencontohkan, pemanfaatan teknologi berbasis AI dan IoT untuk optimalisasi bisnis itu diantaranya berupa analisis visual demografi pengunjung sebuah toko untuk mendeteksi minat dan ketertarikannya terhadap sebuah produk atau layanan yang ditawarkan.Hal ini juga didukung oleh lembaga riset Fortune Business Insight yang merilis hasil penelitian bahwa valuasi pasar kecerdasan buatan secara global pada 2021 mencapai US$ 47 Miliar atau setara Rp 673 triliun, sesuai persentase rata-rata pertumbuhan sejak 2017 yang berada di angka 31% per tahunnya.Angka itu diperkirakan terus meningkat menjadi US$ 360 Miliar pada 2028 mendatang, seiring meningkat permintaan pasar akan yang terus tumbuh hingga 33% setiap tahunnya. Pemanfaatan teknologi AI dan IoT juga akan memberikan dampak semakin banyaknya data-data yang bisa diproses untuk menghasilkan insight yang berkualitas.Selain itu, analisis heat map yang dapat diolah melalui solusi Qlue juga bisa dioptimalkan untuk mengetahui lokasi maupun titik-titik strategis yang ramai pengunjung di suatu area sehingga dapat menjadi masukan bagi pengembangan bisnis.Pemanfaatan teknologi tersebut juga diprediksi mampu meningkatkan efisiensi hingga 30% dan meningkatkan produktivitas bisnis hingga lebih dari 200%.Teknologi Edge Computing DellDell Indonesia memprediksi potensi pemanfaatan teknologi IoT yang semakin tinggi. Hal itu karena perkiraan aktivasi sekitar 1 juta gawai per hari dan terhubung secara online, mulai dari telepon genggam, komputer, kendaraan transportasi, hingga gawai di kawasan perkantoran maupun pabrik.Menurut Country Business Lead Dell Indonesia Ryan Renaldy, aktivasi gawai itu akan memberikan dampak linier dengan kebutuhan pengolahan data yang berpengaruh pada hampir seluruh aspek.Situasi ini akan semakin mendorong penyesuaian pengelolaan data dari sentralisasi menjadi desentralisasi. Hal tersebut mendorong perkembangan komputasi ujung atau edge computing yang mampu mengelola data menjadi lebih cepat sesuai dengan kebutuhan.“Suatu proses analitik akan muncul saat ada data yang diterima dan karena itu proses pendistribusian menjadi penting karena akan mempengaruhi kualitas insight yang dihasilkan. Artinya, tidak hanya diperlukan data yang baik sebanyak mungkin, tetapi juga distribusinya yang baik. Kebutuhan itu bisa difasilitasi oleh teknologi edge computing yang menjadi salah satu keunggulan dari Dell,” ujar Ryan.