Microsoft telah melakukan kebijakan PHK kepada 10 ribu karyawannya termasuk tim Etika dan Masyarakat (ethics and society) Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Tim itu bertugas mengajari karyawan Microsoft menggunakan teknologi AI sesuai etika yang berlaku dan memastikan prinsip-prinsip dan etika AI dalam desain produk.
"Microsoft terus berkomitmen mengembangkan produk dan pengalaman AI dengan aman dan bertanggung jawab. Microsoft terus berinvestasi pada manusia, proses, dan kemitraan yang memprioritaskan ini," kata Microsoft dalam sebuah pernyataan seperti dilansir The Verge.
Microsoft telah meningkatkan jumlah pegawai di seluruh tim pengembangan produk di organisasinya.
"Kami akan terus menerapkan prinsip AI dan menghargai pekerjaan luar biasa yang dilakukan oleh Ethics & Society untuk membantu kami dalam perjalanan AI kami yang bertanggung jawab," tuturnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, tim etik AI itu merancang desain Judgment Call untuk membantu desainer membayangkan potensi bahaya yang ditimbulkan AI dan berdiskusi selama pengembangan produk.
Jumlah tim Ethics dan Society memiliki sekitar 30 karyawan dari beragam latar belakang seperti insinyur, desainer, dan filsuf pada 2020. Pada Oktober lalu, tim dikurangi menjadi sekitar tujuh orang sebagai bagian dari reorganisasi.
Sebagian besar anggota tim dipindahkan ke divisi lain dalam Microsoft. Setelah itu, anggota tim Ethics dan Society yang tersisa mengatakan kru yang lebih kecil mempersulit penerapan rencana ambisius mereka.
Pemecatan tim yang berkaitan dengan AI bukan kali pertama terjadi. Platformer melaporkan, Google pernah melakukan pemecatan serupa terhadap tim etik dan periset yang berkaitan dengan AI bernama Timnit Gebru.
"Tekanan dari (CTO) Kevin dan (CEO) Satya sangat, sangat tinggi untuk mengambil model OpenAI terbaru ini dan yang datang setelahnya dan memindahkannya ke tangan pelanggan dengan kecepatan yang sangat tinggi," kata John Montgomery, Wakil Presiden Perusahaan AI.