Find Us On Social Media :

Indonesia Kembangkan Sistem AI untuk Deteksi Penyakit Radang Paru-paru

By Dayu Akbar, Jumat, 7 April 2023 | 07:30 WIB

Ketua Progam Studi S1 Computer Systems Engineering Universitas Prasetiya Mulya, Agung Alfiansyah

Salah satu sektor yang sangat sensitif terhadap isu perlindungan privasi dan manajemen data adalah jasa keuangan dan medis. Dua sektor ini, belakangan mulai memanfaatkan teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk mendorong efisiensi dan peningkatan kualitas dalam proses kerja mereka. Dalam konteks pemanfaatan AI di dunia medis, saat ini kian banyak sistem diagnosa berbasis AI yang diujicoba untuk diimplementasikan secara luas untuk kesehatan.Tim mahasiswa Prasetiya Mulya termasuk sedang mengembangkan sistem AI yang dapat dimanfaatkan untuk membantu dokter mendeteksi penyakit pneumonia atau radang paru-paru. Projek penelitian ini didanai oleh APNIC Foundation, lembaga internasional yang salah satu bidangnya adalah menaungi keamanan internet di Asia Pacific. Sistem yang masih dalam tahap purwarupa ini, dikembangkan tim Prasetiya Mulya bersama mitra penelitian dari INSA Centre Val de Loire di Prancis. “Dalam sistem ini, kami memanfaatkan data-data yang dimiliki dokter. Nah, dokter mendapatkan data tersebut dari pasien,” ujar Ketua Progam Studi S1 Computer Systems Engineering Universitas Prasetiya Mulya, Agung Alfiansyah. Namun, karena data pasien, seperti rekam medis, merupakan informasi sensitif dan bersifat privat, maka dalam pengembangan sistem pendeteksi pneumonia ini, Agung dan timnya juga mengembangkan sistem pembelajaran mesin (machine learning) yang dapat menjamin agar data yang digunakan menjaga privacy dan anonymitas informasi pribadi pasien. Pengembangan sistem machine learning lain yang telah dikembangkan Agung dan timnya dari Perancis tiga tahun yang lalu adalah sistem berbasis AI yang digunakan untuk mendeteksi kanker payudara. “Kami merancang sistem yang dapat memilah dan mengelola repository data medis, agar informasi individual pasien yang bersifat privat tidak bisa diidentifikasi kembali siapa person-nya secara spesifik. Dengan sistem ini, kolaborasi dan pertukaran data antar rumah sakit bisa dilakukan dengan aman dan menjaga privacy pasien,” tambah Agung. Sistem pendeteksi penyakit ini tengah dikembangkan melalui kerjasama dengan beberapa rumah sakit di Jawa Tengah dan Yogyakarta.