Kecerdasan buatan merupakan teknologi yang dapat mengumpulkan dan menggunakan data masyarakat, yang mungkin saja termasuk informasi sensitif.
Ada banyak layanan dan produk online populer yang mengandalkan kumpulan data besar untuk mengajarkan dan meningkatkan algoritma AI mereka. Karena itulah, praktik perlindungan privasi dan manajemen data yang baik lebih berkaitan dengan nilai-nilai organisasi, proses bisnis, dan manajemen keamanan pada perusahaan atau institusi yang memanfaatkan teknologi AI. Keberlangsungan teknologi AI sangat bergantung pada perlindungan privasi yang menjadi bagian integral dari desainnya.Dan salah satu sektor yang sangat sensitif terhadap isu perlindungan privasi dan manajemen data adalah jasa keuangan. Sektor ini belakangan mulai memanfaatkan teknologi AI untuk mendorong efisiensi dan peningkatan kualitas dalam proses kerja mereka. “Misalnya saja, pemanfaatan AI untuk mengecek praktik kejahatan finansial di dalam dunia perbankan,” ujar Ketua Progam Studi S1 Computer Systems Engineering Universitas Prasetiya Mulya, Agung Alfiansyah.Tim yang dipimpin Agung ini tengah mengembangkan sistem agar lembaga keuangan seperti bank dapat saling berbagi data namun keamanan informasinya tetap terproteksi dan terjamin. “Sistem ini diharapkan bisa digunakan untuk mendeteksi kasus penipuan, fraud, sampai kejahatan pencucian uang,” lanjutnya.
“Belakangan minat mahasiswa kami untuk mendalami AI juga terus meningkat dari tahun ke tahun,” kata Agung. Ia memperkirakan, dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan, para ahli AI akan semakin banyak dicari karena luasnya pemanfaatan teknologi tersebut dalam berbagai bidang.
Ketua Progam Studi S1 Computer Systems Engineering Universitas Prasetiya Mulya, Agung Alfiansyah
Untuk mempersiapkan sarjana dengan bekal keilmuan mumpuni di bidang AI, Program Studi Computer Systems Engineering memberikan sejumlah mata kuliah terkait kecerdasan buatan. Di semester V, misalnya, seluruh mahasiswa program studi mendapatkan mata kuliah umum mengenai teknologi artificial intelligence ini. “Kemudian, mahasiswa yang tertarik mendalami AI, bisa mengambil mata kuliah pilihan, seperti robotics, machine learning dan computer vision,” lanjutnya.Para mahasiswa pun tak hanya mendapatkan ilmu terkait kecerdasan buatan dalam konteks praktikal. “Lebih dari itu, kami justru menitikberatkan pada hal-hal fundamental dan teoretisnya, termasuk juga mengenai etika.” Dengan demikian, kata Agung, para mahasiswa sarjana Computer Systems Engineering lulusan Prasmul memiliki bekal keilmuan yang lengkap untuk diterapkan di dunia professional.