Perusahaan multibrand Unilever mengklaim perusahaan telah mengadopsi solusi cloud sepenuhnya dengan bantuan Accenture dan Microsoft. Unilever telah melakukan migrasi cloud terbesar dan paling kompleks di industri barang ritel.
"Migrasi ini akan memberikan kami operasi yang tangguh, aman, optimal dan mendorong inovasi serta pertumbuhan," kata tulis Juru Bicara Unilever.
Perusahaan Inggris-Belanda itu memiliki lebih dari 400 merek, yang mencakup segala hal mulai dari es krim, sampo, hingga pembersih toilet. Unilever akan menggunakan Azure dari Microsoft sebagai platform utama cloudnya.
"Kerjasama cloud itu juga akan membantu Unilever membuat terobosan terus-menerus dalam penelitian dan pengembangan," kata Unilver.
Nantinya, Microsoft akan menggunakan layanan Azure OpenAI di seluruh bisnis Unilever untuk mendorong peningkatan otomatisasi, memungkinkan pengalaman pelanggan dan karyawan yang lebih baik."
Proses migrasi cloud sedang populer di industri tetapi masih banyak perusahaan yang mempertanyakan kebijaksanaan ekonomi dari strategi ini. David Heinemeier Hansson, CTO 37 Signals, beralasan bahwa perusahaan bisa menghemat $7 juta dengan mengalihkan beban kerja ke cloud.
Unilever memiliki hubungan jangka panjang dengan Teradata untuk gudang data perusahaannya. Pada akhir 2021, perusahaan ini menyelesaikan perpindahan ke platform Vantage, yang dihosting di Azure.
Unilever menjalankan 27 layanan bisnis di platform ini berdasarkan 230TB data yang mendukung keuangan, penjualan, rantai pasokan, dan SDM.
Namun, hal itu tidak menghentikan Microsoft untuk mencoba merambah ke patch tersebut dengan menjual gudang data Synapse berbasis Azure ke Unilever pada tahun 2019.